Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Diakui Pemerintah Malaysia, Adam bin Ali Tetap Ingin Pulang ke Selangor
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 11-09-2013 | 13:30 WIB
warga thailand.jpg Honda-Batam
Adam bin Ali bin Asan.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Nasib Adam bin Ali bin Asan, yang mengaku sebagai warga negara Malaysia, semakin tak jelas. Pemerintah Malaysia, melalui duta besarnya di Indonesia, menyatakan Adam bukanlah warga negara Malaysia.


"Dah dua hari raye saye di sini. Saye nak balek ke rumah abang saye," ujar Adam dengan logat khas Malaysia, penuh harapan, saat dikunjungi empat pejabat senior Direktur Keamanan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), yang menangani imigran iligeal, di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjungpinang, Senin kemain.

Kepada wartawan dan pejabat Kemenlu, Adam dengan penuh harapan menuliskan nama lengkap-nya dan lahir di Malaysia, 10 Oktober 1989, tinggal di Jalan Tol Raja Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia. 

"Nama bapak saye Ali bin Asan, dan name mak saye Siti Halimah. Saye juga punya Abang namenye Faisal bin Ali, tinggal di Jalan Tol Raja, Selangor, Kampung Baru, Kuala Lumpur, Malaysia," sebut Adam sesuai dengan tulisannya pada sebuah kertas.

Adam juga mengaku pernah bersekolah di Sekolah Islam Sultan Selangor, Malaysia, Agama Islam Nomor 1. Sedangkan abangnya, Faisal Bin Ali, hingga saat ini masih tinggal dan bermukim di Kuala Lumpur.

Adam, yang mengaku yatim piatu, menceritakan masa kecilnya. Sewaktu kecil, kenang Adam, dirinya sering dibawa ke tempat kerja kedua orangnya di kilang (pabrik) rokok dan sepatu, di daerah Petaling Jaya, Selangor, Malaysia.

"Mak bapak pernah kerje kilang rokok dan sepatu di Petaling Jaya, Selangor," ucap Adam.

Adam pun menceritakan bagaimana dia sampai "menginap" di Rudenim Tanjungpinang. Adam bercerita, sekitar 2011 lalu dirinya sedang bermain di pantai, kemudian hingga hanyut ke laut. 

Kemudian, dia diselamatkan kapal feri tujuan Batam. Sesampainya di Batam, dirinya bukan dipulangkan melainkan dibiarkan masuk tanpa dokumen yang sah.

"Dari Batam saye ke Tanjungpinang, dan baru tertangkap sekitar November 2011 lalu dan dibawa ke tempat ini (Rudenim, red). Di sini saye dah dua kali hari raye. Saye nak pulanglah ke rumah abang saye," harap Adam.

Hingga saat ini, tak satu pun dokumen perjalanan (paspor) ataupun identitas kependudukan lainnya. Penolakan duta besar Malaysia semakin meredupkan harapannya untuk kembali ke negara asalnya.

Dia masih berharap pemerintah Indonesia bersedia membantu kepulangannya, dengan cara meyakinkan pemerintahnya. (*)

Editor: Dodo