Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Obat Herbal Tak Selalu Aman Dikonsumsi
Oleh : Redaksi
Kamis | 22-08-2013 | 12:17 WIB
obat-herbal.jpg Honda-Batam
Ilustrasi obat herbal.

BATAMTODAY.COM, Batam - Obat-obatan herbal seperti jamu, dikonsumsi luas di Indonesia untuk penyembuhan berbagai penyakit. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2010, sekitar 55,3 persen masyarakat Indonesia menggunakan jamu untuk menjaga kesehatan mereka.

Sayangnya, penggunaan obat herbal dilakukan bukan berdasarkan uji klinis, melainkan testimonial dari beberapa orang yang sembuh menggunakan obat herbal.

Menurut Dr Arijanto Jonosewojo, Sp. PD., Kepala Poliklinik Komplementer Alternatif RSU Dr. Soetomo, Surabaya, obat herbal di Indonesia terbagi menjadi tiga kategori. Yakni jamu, OHT (Obat Herbal Terstandar), dan fitofarmaka.

Jamu merupakan obat herbal yang belum di uji scara klinis, sedangkan OHT merupakan obat herbal yang telah diuji pra klinik pada hewan, dan fitofarmaka merupakan obat herbal yang telah diuji klinis pada manusia.

Menurut Dr Arijanto, obat herbal yang terdapat di Indonesia kebanyakan kategori jamu dan UHT. "Hal ini jadi kendala saat masuk dalam layanan kesehatan formal karena dokter dituntut untuk menerapkan Evidence Based Medicine (EBM) pada setiap dokter yang diresepkan," ujarnya, dikutip dari VIVAlife, Kamis (22/8/2013).

Dr. Arijanto juga menjelaskan bahwa obat herbal tidak selalu 100 persen aman. Obat herbal pun hanya  menurunkan penyakit bukan menormalkan.

"Masyarakat percaya kalau obat herbal lebih aman dari obat kimia, itu itu kalau menurut saya multimarketingnya saja yang bagus. Padahal tak selalu obat herbal seratus persen aman. Obat herbal, setelah di uji klinis bermanfaat. Tapi dosisnya yang harus diperhatikan," katanya.

Sumber: viva.co.id