Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jepang Minta Tambahan Pasokan Gas dari Indonesia
Oleh : Tunggul Naibaho
Minggu | 17-04-2011 | 22:07 WIB

Jakarta, batamtoday - Pemerintah Jepang meminta Indonesia meningkatkan ekspor gas ke Jepang, sehubungan meningkatnya kebutuhan energi paska gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang beberapa waktu lalu.

Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan, Eddy Putra Irawadi, akhir pekan ini di Bandung mengatakan, permintan Jepang tersebut sulit untuk dapat dipenuhi, karena Indonesia sendiri sedang fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"APBN secara tegas mengharuskan pemerintah mengutamakan pasokan untuk dalam negeri," kata Eddy. Jepang sendiri, kata dia, belum memastikan volume tambahan yang dibutuhkan, karena mereka belum selesai melakukan kalkulasi.

Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga mengeluhkan pasokan gas dalam negeri. Sebanyak 326 perusahaan disebut Apindo belum memperoleh kepastian dari pemerintah soal pasokan gas. Karenanya mendengar adanya permintaan Jepang tersebut, pihak Apindo lantas melakukan protes kepada pemerintah, dan meminta pemerintah agar lebih fokus memasok kebutuhan dalam negeri.

"Kita terikat pada APBN. Jadi tidak akan ada itu (penambahan pasokan gas ke Jepang). Kalau kita turuti, itu melanggar APBN," tegas Eddy, menenangkan pengusaha dalam negeri.

Pascagempa dan tsunami, memang Jepang membutuhkan energi yang besar, karenanya Menteri Luar Negeri Matahari itu, Makiko Kikuta, datang ke Jakarta, untuk membicarakan pertambahan ekspor gas Indonesia ke Jepang.

Menanggapi permintaan Jepang tersebut, Pemerintah Indonesia, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Darwin Zahedy Saleh, sedang mempertimbangkan untuk membantu pasokan energi gas ke Jepang.

Jepang adalah mitra dalam hal ekonomi maupun sejarah, kata Darwin, sehingga Pemerintah Indonesia akan betul-betul mempertimbangkanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Evita H Legowo, mengatakan pemerintah akan memprioritaskan pasokan gas untuk keperluan domestik. Namun, pihaknya juga sedang menghitung berapa besar porsi gas alam yang dapat diekspor ke Jepang bila memungkinkan.

"Keputusannya masih dibicarakan dengan BP Migas, karena untuk domestik sendiri, kami tidak punya infrastruktur memadai," ujarnya, belum lama ini.

Soal permintaan tambahan pasokan gas ini, rencananya akan dibahas dalam forum bilateral Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).