Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mobil Hidrogen, Mobil Masa Depan
Oleh : Redaksi
Selasa | 20-08-2013 | 09:48 WIB
mobil_listrik.jpg Honda-Batam
Kendaraan berbahan bakar listrik.

BATAMTODAY.COM, Batam - Sistem transportasi ramah lingkungan, semakin menjadi pilihan pada masa datang. Produsen terus berupaya menciptakan kendaraan berbahan bakar alternatif, yang mampu mengurangi emisi dan menekan konsumsi energi, menjadi solusi atas krisis kesehatan, iklim dan pemanasan global.

Salah satu solusi yang terus dikembangkan adalah mobil listrik/elektrik. Setidaknya ada tiga jenis mobil listrik yang saat ini telah beredar di jalan raya.

Mobil bertenaga baterai adalah yang pertama. Mobil ini mengandalkan fasilitas penyimpanan baterai sebagai sumber tenaga. Pengguna harus mengisi ulang baterai mereka menggunakan berbagai sumber listrik yang tersedia.

Jenis kedua adalah mobil hibrida yang menggabungkan bahan bakar konvensional dan baterai sebagai sumber tenaga. Jenis terakhir adalah mobil bersel bahan bakar (FCV, fuel cell vehicle) yang berbahan bakar hidrogen dan oksigen yang relatif lebih bersih dan ramah lingkungan.

Upaya produsen mengembangkan mobil hidrogen sebagai salah satu moda transportasi hijau tidaklah mudah. Tantangan besar masih menghadang. Faktor harga, fasilitas dan infrastruktur menjadi kunci pertumbuhan moda transportasi ramah lingkungan ini.

Hal inilah yang menghambat produsen mobil hidrogen memroduksi kendaraan mereka secara massal. Mereka masih terus berupaya menekan harga mobil dan memersiapkan infrastruktur pengisian ulang bahan bakar hidrogen sebelum memroduksi mobil ini dalam skala komersial.

Laporan Navigant Research berjudul 'Fuel Cell Vehicles', yang dirilis pekan lalu menyatakan, diperlukan waktu antara 18 bulan hingga 3 tahun guna membangun satu stasiun pengisian bahan bakar hidrogen. Hal ini berarti, masih diperlukan waktu antara tahun 2015 hingga 2017 guna memersiapkan infrastruktur sebelum akhirnya produsen meluncurkan mobil versi komersial mereka.

"Daya tarik pengembangan FCV telah beralih dari Amerika Serikat ke Eropa Barat," ujar Lisa Jerram, analis senior di Navigant Research. "Jerman, Inggris, dan negara-negara di Eropa Utara yang wilayahnya tidak seluas Amerika Serikat terus menambah fasilitas pengisian bahan bakar hidrogen mereka."

Selain di wilayah Eropa dan Amerika Utara, laporan ini juga membahas potensi pasar bus hidrogen di tiga wilayah baru yang tengah berkembang yaitu Brasil, China, dan India. Menurut Navigant jika prasyarat infrastruktur tersebut terpenuhi, pangsa pasar mobil, bus, skuter bersel bahan bakar akan melonjak dari $194 juta pada 2015 menjadi $73.8 miliar pada 2030.

Sumber: hijauku.com