Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Para Istri Khawatir Suami 'Jajan'

Prostitusi Sebabkan HIV/AIDS Meningkat di Batam
Oleh : Ali
Sabtu | 16-04-2011 | 06:41 WIB

Batam, Batamtoday - Lokalisasi prostitusi liar di Batam kian hari semakin tidak terkontrol dan pertumbuhanya pun semakin menjamur, sehingga hal itu dikhawatirkan akan menyebabkan tingginya pengidap HIV/Aids di Pulau Kalajengking ini.

Pengamatan batamtoday, beberapa lokasi prostitusi liar, baik para pengelola maupun para pekerja seks-nya, jarang mendapat penyuluhan kesehatan dari pemerintah sehingga kesadaran untuk menghindari penularan penyakit HIV/AIDS sangat rendah.

"Selama ini, tidak ada dokter yang didatangkan di tempat kami," kata Mira, salah seorang pekerja seks komersil (PSK) di kawasan Batu Besar kepada batamtoday, Sabtu 16 April 2011 malam,

Apa yang dikatakan Mira, diamini oleh Cinta dan Anggi,dua rekanya yang juga berprofesi sebagai PSK di daerah Teluk Bakau, Batu

Ketiga wanita cantik ini pun mengatakan, selain petugas penyuluh atau dokter tidak pernah datang ke lokasi mereka, para pengelola di lokalisasi juga tidak mengindahkan soal kesehatan,

"Mereka hanya bicara keuntungan, tidak pernah mau tahu soal kesehatan para anak buahnya, yaa kami-kami ini," kata mereka.

Jangankan untuk pengobatan, untuk pencegahan saja para pengelola menurut ketiganya, tidak perduli. Buktinya, kondom tidak disediakan. Kalaupun ada harus dibeli, dan harganya jauh lebih mahal ketimbang beli diluar, kata mereka.

"Harga yang dijual di luar lebih murah daripada yang dijual di dalam (lokalisasi)," cerita ketiganya.

Selain itu, warga sekitar, yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga juga khawatir dengan maraknya lokalisasi liar tersebut. Mereka khawatirm para suami mereka tergoda, lalu 'jajan' ke lokasi dan akhirnya terjangkit penyakit kelamin, terlebihHIV/AIDS.

"Kami kan tidak bisa awasai suami selama 24 jam penuh. Mana tahu dia mampir ke tempat (lokaslisasi)," kata Ida salah seorang ibu rumahtangga usia tigapuluhan kepada batamtoday.

Ida mengatakan, suaminya bekerja sebagai pengojek, dan pulangnya tidak tentu, sehingga dia khawatir sekali kalau-kalau suaminya 'jajan' ke lokalisasi.

"Bisa jadi selama mengojek suami saya berbuat demikian, tapi saya serahkan semuanya sama Allah saja" ujar wanita beranak satu ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Batam, Mat Sohit ketika dikonfirmasi soal ini belum bersedia memberikan tanggapanya, terutama tentang tindakan apa yang akan dilakukan pihaknya untuk mengurangi atau mencegah penderita HIV/AIDS di Batam.

"Nanti saja, lain waktu saja, ya," kata Sohir Singkat.

Sementara itu, dari data Dinas Kesehatan Kota Batam, untuk tahun 2010, diketahui sekitar 43 orang yang meninggal dunia karena mengidap HIV/AIDS. Untuk tahun 2011 ini, sejak Januari hingga Maret 2011 sekitar 85 orang telah dinyatakan tertular HIV, dan yang dinyatakan positif mengidap AIDS sebanyak 33 orang.

"Dari data yang kita terima dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Batam setidaknya sekitar 33 orang pada tahun 2010 yang meninggal karena mengidap HIV/Aids.," ujar, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Chandra Rizal, kepada batamtoday beberapa waktu lalu.

Chandra juga tidak menampik bila meningkanya  angka penularan penyakit HIV/Aids di Batam akhirr-akhir ini diakibatkan maraknya rumah-rmah dan lokasi prostitusi liar di Batam.