Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Dorong Pertumbuhan Investasi di Luar Pulau Jawa
Oleh : Redaksi
Kamis | 15-08-2013 | 15:06 WIB
proyek gedung.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah mendorong tumbuhnya investasi di luar Pulau Jawa karena minat investor masih sangat tinggi. Beberapa sektor investasi yang menarik minat para investor tersebut antara lain industri logam dasar, petrokimia, tekstil, CPO, kakao, dan lain-lain.


“Hingga saat ini minat para investor masih tetap tinggi karena berbagai faktor yang dianggap dapat menjanjikan dan menguntungkan, dan pada beberapa sektor investasi di luar Pulau Jawa banyak juga diminati industri," kata Menteri Perindusrian, Mohamad S Hidayat, melalui siaran pers, Rabu.

Hidayat menyampaikan, pertumbuhan industri nonmigas mengalami penurunan sejak 2006 sampai dengan 2009, yaitu rata-rata hanya mencapai 4,26 persen di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,62 persen. Namun sejak 2010, industri nonmigas memperlihatkan tanda-tanda pemulihan yang tumbuh sebesar 5,12 persen, meskipun masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,22 pesen. 

Barulah mulai 2011, pertumbuhan industri nonmigas berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,74 persen dan tahun 2012 sebesar 6,40 persen, dan sampai dengan semester I 2013 mencapai 6,58 persen.

Pertumbuhan industri nonmigas ini berdampak kepada peningkatan importasi bahan baku dan barang modal, terutama untuk investasi baru. Hal ini menjadi tantangan mendasar sejak digiatkannya pembangunan industri yang belum bisa diselesaikan.

"Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian sejak tahun 2010 mencanangkan program penguatan struktur industri melalui hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, seperti sumber daya alam tidak terbarukan (mineral logam dan migas) guna mendukung tumbuhnya industri hulu, antara yang menghasilkan bahan baku industri serta basis tumbuhnya industri permesinan dan barang modal," papar Hidayat.

Demikian juga hilirisasi industri berbasis sumber daya alam terbarukan (CPO, coklat, karet, rotan) bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan mendukung struktur ekonomi nasional yang kuat.

Berdasarkan data Kemenperin hingga Agustus 2013, realisasi proyek penting yang sudah dan akan dibangun di antaranya, industri berbasis sumber daya tidak terbarukan meliputi industri berbasis mineral logam dengan total investasi USD17,5 miliar dari 18 sektor industri yang bergerak di basis produk bijih bauksit, bijih besi, bijih nikel, dan bijih tembaga; dan industri berbasis migas/petrokimia dengan total investasi USD8 miliar dari 7 sektor industri. 

Sementara itu, untuk industri berbasis sumber daya terbarukan, yaitu pengolahan CPO dengan total investasi Rp30 triliun dari 9 sektor industri dan pengolahan kakao dengan total investasi USD333 juta dari 8 sektor industri. (*)

Editor: Dodo