Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polusi Karbon Hitam Rusak Iklim dan Lingkungan Asia
Oleh : Redaksi
Kamis | 15-08-2013 | 09:46 WIB
Pollution-over-China-NASA.jpg Honda-Batam
Polusi yang terjadi di atas udara China. (Foto: NASA)

BATAMTODAY.COM, Beijing - Polusi partikel-partikel halus (partikulat) karbon hitam sebabkan krisis iklim dan kesehatan di Asia. Dampak polusi karbon hitam ini lebih berbahaya dari emisi karbon dioksida (CO2) dan menyebabkan kematian prematur lebih dari 500.000 orang setiap tahun di China.

Walaupun berbahaya, penyebab polusi karbon hitam ini belum banyak diketahui. Tim peneliti lintas negara dari China, Swedia, Amerika Serikat dan Korea Selatan, bekerja sama mengungkap penyebab polusi ini dengan menggunakan metode jejak “carbon-14″.

Tim peneliti menemukan, 80 persen sumber polusi karbon hitam ini berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh sistem transportasi di perkotaan dan pembakaran briket batu bara di rumah tangga. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Environmental Science and Technology (jurnal milik American Chemical Society).

Terungkapnya sumber polusi karbon hitam ini mengubah secara drastis strategi dan upaya mitigasi (mengurangi) emisi di Asia Selatan dan Asia Timur. Aerosol (asap) karbon hitam adalah penyebab polusi utama di China dan - yang paling penting - penyebab utama polusi jangka pendek di Asia. Dengan mengetahui penyebab polusi secara tepat, upaya pencegahan polusi (mitigasi) akan semakin akurat.

Wilayah Asia Selatan dan Asia Timur terus mengalami masalah polusi udara jangka pendek yang parah. Polusi menciptakan Atmospheric Brown Clouds (ABC), awan coklat di atmosfer penyebab perubahan iklim dan pemanasan global.

Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi pembakaran biomasa (kayu dan limbah pertanian) sebagai sebagai sumber utama polusi jangka pendek di Asia Timur. Namun dengan menganalisis jejak karbon C-14, tim peneliti dari Chinese Academy of Sciences dan Stockholm University, Swedia berhasil mengidentifikasi sumber polusi partikulat di Asia Timur secara lebih akurat.

Hasilnya, tim peneliti menemukan, 80 persen sumber polusi awan coklat di atmosfer di Asia Timur dan Asia Selatan, disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan hanya 20 persen yang berasal dari pembakaran biomasa. China adalah negara penghasil polusi terbesar di dunia. Di seluruh dunia, polusi karbon hitam ini menyumbang separuh dari efek pemanasan global CO2.

Ke Du, profesor di Chinese Academy of Science Institute of Urban Environment di Xiamen menyatakan, CO2 selama ini menjadi target utama upaya mengurangi efek perubahan iklim dan pemanasan global. CO2 beredar di atmosfer dalam jangka waktu yang lama (antara 100-1000 tahun), sementara partikel karbon hitam adalah jenis polusi jangka pendek yang hanya bertahan di atmosfer dalam hitungan hari atau minggu.

Fakta ini memunculkan harapan strategi baru yang lebih efektif dalam menghambat perubahan iklim dan mengurangi efek pemanasan global. Dengan mengetahui secara detail sumber polusi karbon hitam jangka pendek ini - yaitu dari pembakaran bahan bakar fosil - upaya mitigasi emisi karbon hitam - yang menyumbang separuh dari efek pemanasan global CO2 - akan menjadi lebih efektif.

Informasi ini juga berdampak positif terhadap upaya menciptakan udara yang lebih bersih yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, namun juga bagi kesehatan manusia.

Sumber: Hijauku.com