Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ubah Perilaku Boros, Energi Bisa Dihemat 17 Persen
Oleh : Redaksi
Selasa | 23-07-2013 | 21:14 WIB

JAKARTA, batamtoday - Pemerintah akan terus mensosialisasikan program perilaku hemat energi. Karena, tidak kurang dari 17 persen penghematan yang didapat dari perilaku hemat ini. 


“Setiap tahun kebutuhan energi rakyat meningkat, jadi tidak ada kata lain kita tambah produksinya dan dihemat-hemat pengunaanya,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, dalam diskusi publik di sebuah saluran televisi swasta nasional, Selasa (23/7/2013) pagi sebagaimana yang diunggah laman Kementerian ESDM.

Menurut Menteri , perilaku hemat dalam menggunakan energi merupakan langkah yang paling sederhana untuk dilakukan dan jika hal tersebut dilakukan jutaan rakyat Indonesia maka potensi penghematannya cukup besar. Menteri melanjutkan, semua orang mengatakan, Indonesia mesti segera mengembangkan energi alternatif.

"Ini logika kita sudah bener semua, semua harus berpikiran seperti itu. Sekarang tinggal do, kita kerjakan saja, dan saya sudah tidak berteori-teori," katanya. 

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana, yang juga mendampingi menteri menyatakan, akses masyarakat terhadap energi masih sangat terbatas. Masih ada 23 persen belum terjangkau listrik, dan pemerintah menargetkan tersisa 20 persen tahun depan.

Pola konsumsi energi masyarakat Indonesia masih cenderung boros dalam menggunakan energi hal ini menurut Rida mungkin disebabkan masih murahnya harga energi karena masih disubsidi. Selain itu masyarakat juga masih belum mengerti bagaimana perilaku hemat dalam mengkonsumsi energi.

"Ini merupakan kewajiban pemerintah untuk melakukan sosialisasi bagaimana berhemat dalam menggunakan energi," katanya.

Dicontohkan Rida, perilaku hemat dalam menggunakan energi misalnya, mematikan lampu saat tidak dipergunakan atau keluar ruang. Meski ini hal sederhana namun belum menjadi karakter kita, ini masalah perilaku. 

"Kami menyakini bahwa yang namanya konsentrasi atau penghematan itu jauh lebih mudah daripada memproduksikan. Menghemat 1 kilowatt lebih mahal daripada memproduksi 1 kilowatt," ujar Rida.

Berdasarkan hasil kajian-kajian yang sudah dilakukan pemerintah potensi penghematan dari perilaku hemat itu rata-rata mencapai 10-30 persen. Dari sisi pemerintah dalam rangka mendukung penghematan, pemerintah mengeluarkan peraturan sebagai payung hukum program penghematan selain itu, pemerintah juga telah melakukan sosialisasi, kerjasama dengan institusi dan melakukan audit energi pengguna eneri per sektor. 

Daia menjelaskan, beragam potensi penghematan yang dimungkinkan jika perilaku hemat dilakukan. Untuk sektor industri, potensi penghematan energi antara 10-30 persen dari target tahun 2025 sebesar 17 persen. Pada sektor komersial, potensi penghematan energi antara 10-30 persen dari target tahun 2025 sebesar 15 persen. 

Sedangkan untuk sektor transportasi, 15-30 persen dan target tahun 2025 sebesar 20 persen dan pada sektor rumah tangga, penghematan energi antara 15-30 persen dengan target di tahun 2025 sebesar 15 persen. (*)

Editor: Dodo