Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPR Nilai Nasib Anak-anak di Indonesia Masih Memprihatinkan
Oleh : Surya Irawan
Selasa | 23-07-2013 | 11:55 WIB

JAKARTA - Nasib anak-anak Indonesia masih memprihatinkan. Selain sering menjadi korban kekerasan orang dewasa, sarana fisik anak pun sama sekali tidak menunjang program tumbuh kembang anak. Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Komisi VIII dari Fraksi PKS Ledia Hanifa Amaliah terkait Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli. 

Menurut Ledia, pemerintah memang sudah menggalakkan istilah Kota Layak Anak sejak 2005 yang diperkuat dengan Permen Kemeneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No. 11 Tahun 2011. Sayang, program ini belum teruji penerapannya, baru sebatas wacana administratif. Buktinya, sarana dan prasarana di kota maupun desa masih dari pertimbangan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi anak, atau istilahnya "ramah anak". 

"Jembatan penyeberangan banyak yang kondisinya rapuh, licin, membahayakan bagi anak. Area penyebrangan di depan sekolah-sekolah tidak menjadi prioritas. Sebagian besar trotoar dan beralih fungsi sebagai tempat berdagang. Begitu pula ketersediaan area bermain dan sarana publik lain seperti perpustakaan atau taman  bacaan, masih minim," ujar Ledia Hanifa dalam rilis, Selasa (23/7/2013). 

Di luar urusan fisik, masih marak kasus pelecehan terhadap anak oleh orangtua, guru, kerabat dan bahkan sesama anak. Banyak kasus kekerasan fisik, seksual, dan intimidasi terhadap anak yang justru dilakukan orang-orang dekat. Di berbagai sekolah pun bullying selalu terjadi. Pun banyak anak yang telantar dan dipekerjakan sebagai pengemis.

"Bahkan, sekarang mulai sering terjadi orang dewasa yang seharusnya melindungi anak, memanfaatkan sistem hukum untuk menjerumuskan anak pada tindak kriminal," katanya.

Editor: Dodo