Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sering Salah Gunakan BBM, Truk Pertambangan Didorong Gunakan Gas
Oleh : Redaksi
Senin | 22-07-2013 | 21:34 WIB

PRABUMULIH, batamtoday - Pemerintah bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan swasta akan membangun dan menyediakan SPBG serta gas di wilayah timur Sumatera. Hal itu dilakukan sebagai upaya mendukung konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG), terutama untuk perkebunan dan pertambangan.  


Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo, dalam acara Peresmian Pangaliran Gas Bumi Untuk Rumah Tangga di Prabumulih, mengatakan, PT Medco E&P telah menyanggupi akan membangun SPBG di Muara Enim untuk memudahkan kendaraan perkebunan dan pertambangan membeli BBG. Sementara PT Sinar Mas akan mengkonversi sekitar 1.000 truknya yang semula menggunakan BBM ke BBG.

Menurut Susilo, truk-truk pertambangan dan perkebunan akan didorong menggunakan BBG karena pada kenyataannya penyalahgunaan BBM banyak terjadi di pertambangan dan perkebunan. "Dengan menggunakan gas, kita harapkan jumlah BBM bisa dikontrol," kata Susilo seperti yang dilansir laman Kementerian ESDM, Senin (22/7/2013).

Pemerintah bersungguh-sungguh mendorong kebijakan konversi BBM ke bahan bakar gas, mengingat produksi minyak yang semakin berkurang, sementara gas masih berlimpah. Selain itu, konversi juga bertujuan menekan subsidi BBM.

Saat ini, papar Susilo, kebutuhan BBM Indonesia mencapai 1,4 juta barel per hari. Padahal produksi minyak hanya 850.000 juta barel. 

Untuk memenuhi kebutuhan, pemerintah terpaksa melakukan impor minyak mentah dan BBM. Diperkirakan tahun depan, sejalan dengan peningkatan konsumsi BBM 8 persen per tahun, kebutuhan BBM dapat mencapai 1,6 juta barel per hari.

"Pemerintah berupaya mengurangi impor tersebut dengan melakukan konversi BBM ke bahan bakar gas," tegasnya. 

Dalam periode Januari hingga Juni 2013, tercatat sudah dilakukan konversi penggunaan BBM nonsubsidi ke BBG untuk 117 unit kendaraan operasional di enam KKKS yaitu Chevron Pacific Indonesia sebanyak 56 unit, di Medco EP sebanyak 37 unit, di Pertamina EP sebanyak 10 unit, di PHE ONWJ sebanyak  5 unit, di PHE WMO sebanyak 4 unit dan ConocoPhillips sebanyak 5 unit. 

Dari konversi penggunaan BBM nonsubsidi ke BBG untuk 117 unit kendaraan operasional didapatkan potensi pengurangan emisi CO2e/tahun sebesar 340,47 ton per tahun dan ada potensi penghematan biaya BBM nonsubsidi per tahun untuk 117 unit kendaraan operasional sebesar Rp1,5 miliar per tahun dengan asumsi harga Pertamax per 15 Juni Rp9.100 per liter.  (*)

Editor: Dodo