Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Investor Indonesia Paling Positif di Asia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 20-07-2013 | 14:57 WIB

JAKARTA, batamtoday - Investor Indonesia paling optimistis di Asia, menurut sebuah survei. Sentimen dalam negeri menguat berkat ekspektasi dalam sektor real estate dan saham.

Dalam laporan survei akan sentimen investor yang diterbitkan Manulife Financial pekan ini, Indonesia berada pada ujung tombak tren kenaikan optimisme di kawasan Asia. Indeks sentimen investor Indonesia naik enam poin pada Maret menjadi 60. Indeks ini diperhitungkan berdasarkan persepsi imbal hasil dalam setiap kelas aset.

Lewat survei itu, Manulife mewawancarai 500 investor lokal dari pertengahan April hingga Mei serta 3.500 pemilik aset dari kawasan Asia. Di Indonesia dan Malaysia, yang mencatat hasil indeks tertinggi, wawancara dilakukan empat mata. Yang lain dilakukan secara online.

Indeks sentimen investor itu merupakan selisih antara persentase yang mengatakan "waktu baik atau sangat baik" untuk berinvestasi dengan persentase yang menyebut "waktu yang buruk atau sangat buruk untuk berinvestasi" untuk tiap kelas aset.

Bersama hasil survei kali ini, Manulife juga mengingatkan dana tunai berlebih yang dipegang investor Indonesia. Kritik serupa juga dilontarkan terhadap investor Singapura dan Malaysia.

Bagaimanapun, indeks Asia secara umum naik empat poin menjadi 21. Indeks Singapura naik tipis menjadi 12 dan Jepang dengan penguatan tertinggi - naik 17 poin menjadi 21. Malaysia menempati urutan tertinggi kedua dalam indeks sentimen, lepas dari sedikit penurunan dibandingkan kuartal I. Hong Kong, yang mencatatkan indeks negatif pada Maret, tergelincir lebih dalam.

Di kawasan Asia, investor paling berminat pada investasi properti.

Hanya sedikit investor dalam negeri yang bermain di bursa saham Indonesia yang terkadang bergejolak. Bursa saham memang rentan akan pergerakan cepat dalam sentimen investasi asing. Namun, bursa Indonesia berada dalam teritori positif tahun lalu, meski pasar seluruh dunia sedang tak bergairah. Tak hanya itu, Indonesia juga pasar berkembang terbaik sejak 2009 hingga 2011.

Nyaris 80 persen investor Indonesia memperkirakan investasi mereka bakal menjadi lebih baik dua tahun dari sekarang, naik sebesar 13 poin persen sejak Maret.

"Tetap saja, investor Indonesia terlalu banyak memegang dana tunai, berkontribusi hingga nyaris separuh dari total aset mereka," demikian kata Legowo Kusumonegoro, presiden direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. Namun katanya lagi, "Kenaikan sentimen investor dalam pasar saham merupakan langkah besar menuju investasi di bursa."

Aset tunai masih menjadi bentuk kepemilikan aset utama investor Indonesia, dengan menyumbang hingga 41 persen dari total aset selain tempat tinggal utama. Investor memegang dana tunai setara kira-kira 12 bulan pendapatan pribadi. Namun, separuh responden merasa jumlahnya terlalu sedikit. Hanya 8 persen investor yang menganggap aset tunai mereka terlalu tinggi.

Menurut Legowo, investor Indonesia tampaknya mulai menggeser aset mereka, dari produk reksadana pendapatan tetap ke reksa dana saham. (*)

sumber: Wall Street Journal