Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Investor Indonesia Mulai Lirik Saham
Oleh : Redaksi
Kamis | 18-07-2013 | 21:52 WIB

JAKARTA - Hasil survei Manulife Investor Sentiment Index (Manulife ISI) menyebutkan, sentimen investor mengalami tren peningkatan di Asia, Kanada, Amerika Serikat. Responden Indonesia paling optimistis terhadap investasi yang mengalami peningkatan tertinggi sebesar 19 poin.

“Pasar saham Indonesia masih terus mengalami peningkatan investasi jika dibandingkan dengan instrumen investasi lain. Terlebih lagi, para investor di Indonesia tercatat paling optimistis ketimbang negara-negara di Asia lain,” ujar Presiden dan CEO Manulife Asia, Robert A Cook di Jakarta, Kamis (18/7/2013).

Survei Manulife ini dilakukan dalam 500 wawancara online di pasar Hong Kong, China, Taiwan, Jepang, Singapura, Malaysia dan Indonesia. Survei menyasar kalangan kelas menengah ke atas yang memiliki dana cadangan sebanyak 12 bulan dari pendapatan pribadi.

Selain paling tinggi tingkat optimistisnya, catatan Manulife Financial menunjukkan bahwa investor di Indonesia mampu meraih indeks investasi yang mengalami kenaikan signifikan dari sebelumnya berada di angka 54 menjadi 60.

Menurut Cook, sejauh ini kegiatan berinvestasi di Indonesia lebih memilih ke sektor dana tunai dan properti. Namun, investasi pada saham menunjukkan sentimen paling tinggi, terkait dengan perubahan pola berpikir para investor. 

“Perubahan pola berpikir para investor ini kemungkinan dipengaruhi oleh pertumbuhan IHSG )Indek Harga Saham Gabungan, red) yang mencapai 21 persen dalam kurun setahu terakhir hingga kuartal pertama 2013,” kata dia.

Meski sentimen positif neningkat, keinginan investasi masih rendah. Sebanyak dua per tiga responden memiliki sentimen positif atau netral terhadap saham.  Hanya 9 persen yang menyatakan keinginan untuk berinvestasi di saham global dalam 12 bulan mendatang. 

Alasan tidak berinvestasi adalah khawatir membuat keputusan, investasi yang tidak tepat, mencari investasi yang memberikan imbal hasil yang pasti dan terjamin.

Selain rumah tempat tinggal, investor memiliki 41 persen aset mereka dalam bentuk dana runai. Jumlah ini setara dengan rata-rata 12 bulan pendapatan individu di atas rekomendasi para ahli sebesar 3-6 bulan, tertinggi ketiga setelah Malaysia sebesar 52 persen dan Jepang 45 persen .

Lebih dari sebagian responden sebesar 58 persen merasa belum cukup memegang dana tunai. Hanya sekitar 22 persen dana tunai digunakan untuk keperluan sehari-hari dan biaya tak terduga. Dan sisanya untuk tujuan jangka menengah maupun panjang,” kata Cook.

Sementara itu, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Legowo Kusumonegoro mengatakan, hasil Manulife ISI menunjukkan, sebanyak 50 persen investor di Asia beranggapan bahwa imbal hasil dari berinvestasi pada saham akan mencapai 20 persen dalam 12 bulan ke depan.

Legowo menyatakan keyakinan para investor tersebut tidak terlepas dari lebih baiknya perekonomian di kawasan Asia dan adanya kesadaran publik untuk berinvestasi pada saham dalam menghadapi kenaikan inflasi.

Saat ini, kata dia, indeks kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia mengalami kenaikan dari 54 ke 60, Malaysia naik dari 48 ke 52, Singapura dari 10 ke 12 dan Jepang mengalami kenaikan dari 4 ke 21.

Data MAMI menyebutkan, sepanjang April-Juni 2013 telah terjadi peningkatan kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di Asia, termasuk Indonesia.

Legowo mengatakan, hasil survei yang menemukan adanya kenaikan indeks kepercayaan investor terhadap Indonesia semakin menguatkan penilaian bahwa Indonesia layak menjadi target investasi.  â€Kepercayaan ini karena IHSG yang bergerak bagus dalam satu tahun terakhir. Penurunan rupiah juga masih kecil, jika dibandingkan dengan mata uang negara lain,” pungkas dia. (*)

sumber: beritamoneter.com