Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Beralih ke EBT Hemat Air Hingga 97 Persen
Oleh : Dodo
Kamis | 18-07-2013 | 09:53 WIB

CALIFORNIA - Beralih ke energi terbarukan bisa mengurangi penggunaan air hingga 97 persen pada 2050. Syaratnya: tekad yang kuat untuk berinvestasi pada penghematan energi dan beralih ke energi baru dan terbarukan (EBT). Hal ini terungkap dalam laporan terbaru berjudul "Water-Smart Power: Strengthening the U.S. Electricity System in a Warming World" yang dirilis Selasa (16/7/2013).

Lebih dari 40 persen kebutuhan air di AS digunakan untuk mendinginkan pembangkit listrik. Pabrik-pabrik energi ini juga menghabiskan miliaran galon air setiap hari akibat penguapan.

Permintaan kebutuhan energi yang terus meningkat menambah tekanan pada sumber daya air yang makin menipis. Jika AS tetap bertahan pada sistem energi saat ini, mereka akan menghadapi dua tantangan sekaligus: tidak memeroleh pasokan energi dan kekurangan air. Dampaknya, saat pasokan air berkurang, suhu pembangkit listrik akan meningkat, memaksa pembangkit listrik menurunkan produksi mereka.

Harga gas alam yang murah dan keberadaan pembangkit listrik tenaga batu bara yang harus masuk masa pensiun menjadi peluang emas bagi AS untuk melakukan perubahan signifikan di industri listrik.

Laporan yang disusun oleh Union of Concerned Scientists-led (UCS) ini menegaskan, pilihan yang akan diambil oleh industri akan menentukan penghematan air dan pengurangan emisi yang bisa diraih dalam beberapa dekade mendatang.

"Sistem kelistrikan AS masing kurang efektif dalam memenuhi kebutuhan listrik seiring peningkatan kebutuhan energi, kelangkaan air dan upaya menanggulangi masalah perubahan iklim," ujar Erika Spanger-Siegfried, analis senior di Program Energi dan Iklim UCS. "Saat pembangkit tua mulai pensiun dan diperbaiki menjadi peluang untuk menyelesaikan konflik air dan energi ini."

Penelitian ini menemukan, peralihan ke pembangkit listrik tenaga gas bumi akan mengurangi penggunaan air dalam beberapa dekade mendatang namun tidak mengurangi emisi karbon secara signifikan. "Jika kondisi saat ini terus berlanjut emisi hanya akan berkurang sekitar 5 persen dan penggunaan air tidak akan turun secara signifikan hingga 2030," ujar John Rogers, analis energi senior di Program Energi dan Iklim UCS.

"Kita punya peluang besar yang harus dimanfaatkan," ujar Robert Jackson, ilmuwan dari Duke University. "Dengan meningkatkan efisiensi energi dan beralih ke EBT, kita bisa memangkas emisi gas rumah kaca dan penggunaan air. Kita juga bisa memerbaiki kualitas udara dan air, menghemat biaya dan menyelamatkan nyawa. Kapan lagi kita ada peluang seperti ini?" tandasnya lagi.

Sebagian besar penurunan kebutuhan air akan terjadi dalam 20 tahun mendatang. Peralihan ke EBT juga akan memangkas emisi karbon hingga 90 persen dari level yang ada saat ini dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Manfaat lain, dengan beralih ke EBT, konsumen juga akan menikmati harga energi yang lebih murah. 

Sumber: hijauku.com