Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemanasan Global Ancam Keselamatan Mikroba
Oleh : Dodo
Selasa | 09-07-2013 | 08:40 WIB
Dry-sand-TPSDave-600x398.jpg Honda-Batam
(Foto: hijauku.com)

ARIZONA - Pemanasan global mengusik mikroba dalam tanah dan mengganggu kemampuan mereka untuk bertahan hidup. Mikroba dipaksa pindah dari ekosistemnya akibat pemanasan global dan perubahan iklim.

Hal ini terungkap dari hasil penelitian terbaru tim internasional yang dipimpin oleh Ferran Garcia-Pichel, ahli mikrobiologi dan profesor di School of Life Sciences, Arizona State University (ASU). Penelitian yang mengupas secara detil dampak pemanasan global terhadap struktur dan kesuburan tanah ini menjadi artikel utama dalam jurnal Science edisi 28 Juni.

Menurut tim peneliti, mikroba berperan penting melindungi tanah dengan membentuk lapisan teratas tanah terutama pada tanah yang kering. Dalam jangka waktu kurang dari 50 tahun, pemanasan global akan memaksa mikroba keluar dari ekosistemnya menimbulkan ancaman erosi dan mengurangi kesuburan tanah.

Tim peneliti mengungkapkan, terdapat ribuan mikroba dalam satu jumput tanah. Cyanobacteria - bakteri yang mampu melakukan fotosintesis - adalah salah satu jenis mikroba yang paling banyak ditemukan. Tanpa cyanobacteria, mikroba lain dalam tanah tidak akan hidup karena masing-masing saling bergantung guna memenuhi kebutuhan energi dan makanan mereka.

Tim peneliti melakukan survei komunitas mikroba yang hidup dalam lapisan tanah dalam skala besar. Mereka mengumpulkan sampel-sampel tanah dari wilayah Oregon, New Mexico, Utah hingga California, dan meneliti tanah-tanah tersebut untuk mendapatkan DNA mikroba.

Hasilnya, tim peneliti menemukan dua jenis Cyanobacteria penting dan dominan dalam tanah yaitu Microcoleus vaginatus serta Microcoleus steenstrupii. Bentuk dan perilaku kedua mikroba ini sangat mirip. Mereka bekerja sama membentuk lapisan teratas tanah dan bisa ditemukan di banyak lokasi di seluruh dunia.

Lapisan teratas tanah (crusts) penting bagi kesehatan ekologis tanah, terutama tanah yang kering. Lapisan inilah yang melindungi tanah dari erosi dan menjaga kesuburan tanah dengan mengikat karbon dan nitrogen dari dalam tanah dan mengekstrak nutrisi-nutrisi lain yang terperangkap dalam debu.

Setelah meneliti tipe tanah, unsur kimia, curah hujan, iklim dan suhu, tim peneliti menggunakan model matematika yang memerlihatkan perbedaan suhu ekosistem kedua jenis mikroba tersebut. M. vaginatus mendominasi lapisan teratas tanah di wilayah yang lebih dingin, sementara M. steenstrupii mendominasi lapisan teratas tanah di wilayah yang lebih panas.

Menurut tim peneliti, dalam waktu kurang dari 50 tahun, kondisi ini akan berubah. M. steenstrupii - yang lebih banyak terdapat di wilayah yang lebih panas - akan semakin mendominasi lapisan tanah di seluruh dunia. "Kami belum memiliki cukup informasi mengenai mikroba ini dan apa yang akan terjadi dengan absennya M. vaginatus (akibat pemanasan global dan perubahan iklim)," ujar Garcia-Pichel.

Kedua mikroba ini adalah mikroba yang berperan penting dalam tanah yang sudah berumur jutaan tahun. Untuk memeroleh informasi lebih banyak, Garcia-Pichel meminta agar mikroba dimasukkan sebagai salah satu aspek penelitian perubahan iklim.

Sumber: Hijauku.com