Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

IDLP Jual Gas ke PLN Batam Lebih Mahal dari Harga PGN
Oleh : Gokli
Kamis | 04-07-2013 | 11:49 WIB
agussahiman.jpg Honda-Batam
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Agussahiman.

BATAM, batamtoday - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Agussahiman selaku Komisaris PT Inti Daya Latu Prima (IDLP) mengaku jika perusahaan tersebut menjual gas ke PT PLN Batam dengan harga yang lebih mahal dibanding harga gas PGN. Namun, soal harga di atas gas PGN, dinilainya murni karena bisnis.

"Kita belinya mahal, jadi jualnya juga mahal. Wajarlah usaha ngambil keuntungan," kata dia, kemarin.

IDLP merupakan perusahaan patungan PT Pembangunan Kota Batam (PKB) dengan swasta dari Jawa Timur, yang mendapat pasokan gas dari BPH Migas melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Batam.

Sesuai dengan MoU yang dilakukan PT IDLP dan PT PKB bersama PT PGN Persero, pasokan gas yang didapat sebesar 20 Million Metric British Termal Unit (MMBTU) per hari dari sumur Gas JOB Pertamina Talisman Jambi Merang. Mou tersebut dilakukan pada Selasa (7/2/2012) lalu dan berlaku sampai dengan 2021 sejak ditandatanginya nota kesepahaman.

Agussahiman menjelaskan, saat ini pasokan gas yang baru diterima oleh PT IDLP sebesar 5 ribu MMBTU, dan selanjutnya akan dilakukan penambahan setiap tahun sampai dengan waktu yang disepakati dalam MoU.

"PT IDLP membuat kontrak kerja dengan PLN Batam, untuk pasokan gas 5 ribu MMBTU," kata dia.

Harga yang dijual PT IDLP ke PLN Batam sebesar USD8,02 per MMBTU. Dari hasil penjualan sebagian disetorkan kepada APBD Batam yang ditarget sebesar Rp 200 juta, dan nilai itu baru tercapai pada Desember 2012.

Disinggung masalah harga yang terlalu mahal dengan isu yang berkembang ada unsur tekanan Wali Kota Batam terhadap PLN Batam, Agussaiman mengatakan hal itu tidak benar. Sebab, harga yang lebih mahal itu dilakukan sesuai dengan harga beli yang juga mahal mereka beli dari sumur gas.

"Tak ada itu, semua murni karena bisnis," bantahnya.

Ia juga mengatakan, dari kontrak kerjasama yang dilakukan dengan PLN Batam, 5 ribu MMBTU yang harusnya dipasok baru terpakai sekitar 3,2 MMBTU. Artinya masih ada sisa yang belum dipakai oleh pihak PLN Batam.

Di sisi lain, pemadaman listrik yang terjadi beberapa hari lalu menurut pengakuan pihak PLN Batam akibat tekanan gas yang menurun. Sementara, mereka masih mempunyai stok gas dari IDLP sebesar 1,8 MMBTU. Jelas hal ini membingungkan bagi masyarakat Batam yang menjadi korban pemadaman arus listrik tersebut.

Memang, penurun pasokan gas ke mesin pembangkit yang ada di daerah Panaran, Tembesi Sagulung itu terjadi dari PT PGN. Akan tetapi secara gamblang pihak PGN Batam dan pusat membantah telah melakukan pengurangan pasokan gas ke PT PLN Batam.

Humas PLN Batam, Agus Subekti belum lama ini dikonfirmasi terkait pasokan gas dari PT IDLP enggan memberi penjelasan. Katanya, dia harus mendapat data dulu dari bagian lain yang membidangi kerjasama dengan IDLP.

"Rutinitas harian dari IDLP sebanyak 5 MMBTU. Yang lain saya belum bisa jelaskan," kata dia saat itu.

Editor: Dodo