Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tangkap Peluang, Atasi Tantangan Perubahan Iklim
Oleh : Dodo
Kamis | 27-06-2013 | 09:00 WIB

BATAM - Hampir semua sektor ekonomi dunia terdampak oleh pemanasan global dan perubahan iklim. Mulai dari sektor konstruksi, bangunan, energi, pariwisata, hingga transportasi. Namun tantangan perubahan iklim membuka peluang bagi dunia untuk menciptakan solusi yang lebih hijau dan lestari. Laporan terbaru, GEO-5 for Business, yang diluncurkan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) merinci dampak perubahan iklim di semua sektor ini. Berikut peluang dan tantangan di masing-masing industri:

1. Industri Bangunan dan Konstruksi

Sektor bangunan dan konstruksi rentan terhadap volatilitas di pasar energi. Banyak produk yang digunakan di kedua sektor ini sangat boros mengonsumsi energi seperti baja, bahan bangunan dan material lain. Kelangkaan air di sejumlah wilayah juga akan mengganggu pertumbuhan dua sektor ini. Sektor bangunan dan konstruksi juga dituntut untuk mengurangi limbah.

Kabar baiknya, urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi di sejumlah wilayah meningkatkan permintaan akan bangunan dan infrastruktur baru yang lebih ramah lingkungan. Permintaan bangunan perlindungan banjir dan cuaca ekstrem di perkotaan dan wilayah pesisir juga akan terus meningkat.

2. Industri Kimia

Produksi bahan-bahan kimia memerlukan air dalam jumlah yang besar. Sehingga sektor ini terus dituntut untuk menghemat air dan mengurangi emisi dari limbah kimia. Regulasi yang semakin ketat akan membatasi atau melarang penggunaan beberapa produk kimia tertentu, sehingga membuka peluang pasar bagi produk-produk kimia alternatif.

Permintaan produk kimia untuk penyekat berkemampuan tinggi, lampu efisien energi, teknologi energi terbarukan, teknologi pengolah dan pembersih air akan terus naik. Perusahaan semakin banyak menggunakan produk kimia hijau guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan serta untuk meningkatkan citra merek dan reputasi perusahaan.

3. Sektor Energi

Pada 2035, permintaan listrik akan naik hingga 70 persen dari level tahun 2009. Gelombang panas akibat perubahan iklim akan mengganggu kestabilan pasokan energi lokal. Tahun lalu misalnya, pemadaman listrik total (blackouts) terjadi di India barat dipicu oleh kenaikan suhu dan berkurangnya curah hujan di wilayah tersebut. Ratusan juta penduduk harus hidup tanpa listrik selama beberapa jam. Perusahaan energi kemungkinan juga perlu merelokasi infrastruktur mereka dan harus memersiapkan diri menghadapi gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem.

Bauran energi batu bara diperkirakan turun dari duaperlima menjadi sepertiga pada 2035, sementara bauran energi baru dan terbarukan (EBT) akan naik dari 20 persen ke 31 persen. Pengurangan emisi karbon atau ‘decarbonisation’ di energi listrik dunia membuka peluang bagi teknologi energi terbarukan baru yang lebih bersih dan canggih.

4. Industri Pertambangan

Cuaca ekstrem akibat perubahan iklim juga akan meningkatkan biaya operasi pertambangan mineral dan metal di seluruh dunia. Peraturan yang semakin ketat untuk melindungi lingkungan dan ekosistem kelautan akan membatasi ruang eksplorasi dan ekstraksi sektor ini.

Peluang muncul dari meningkatnya permintaan mineral dan metal tertentu untuk energi terbarukan dan produk teknologi penghemat energi. Suhu yang semakin panas membuka wilayah eksplorasi baru namun dampak eksplorasi terhadap lingkungan harus benar-benar dipertimbangkan.

5. Industri Keuangan

Salah satu perusahaan yang terdampak langsung oleh perubahan iklim adalah perusahaan asuransi. Jika mereka gagal mengantisipasi dan memerhitungkan risiko bencana akibat cuaca ekstrem, mereka terancam kehilangan modal. Kerugian akibat klaim-klaim bencana juga bisa mengurangi keuntungan perusahaan.

Institusi keuangan perlu memerbaiki koordinasi dengan lembaga-lembaga ilmiah guna memeroleh akses terhadap data dan analisis lingkungan guna menciptakan perencanaan yang lebih baik.

6. Industri Makanan dan Minuman

Tingginya kebutuhan air dan layanan ekosistem menyebabkan kedua sektor ini sangat rentan terkena dampak perubahan iklim. Wilayah produksi pangan akan bergeser akibat perubahan iklim lokal. Cadangan ikan di laut terus dieksploitasi. Sementara laut semakin asam dan suhu terus naik merusak ekosistem terumbu karang yang menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai spesies ikan.

Semua itu membuka pasar baru bagi berbagai jenis pangan yang tahan terhadap perubahan iklim. Pasar bagi produk makanan dan minuman organik juga terus naik – 10-20 persen per tahun – dalam sepuluh tahun terakhir, membuka peluang bagi perusahaan yang memberikan sertifikasi hijau untuk terjun ke bisnis ini.

7. Industri Layanan Kesehatan

Rusaknya keanekaragaman hayati akan mengurangi peluang ditemukannya obat dan cara penyembuhan alami baru. Salah satu analisis memerkirakan, hilangnya satu spesies penting di bumi setara dengan hilangnya satu atau dua bahan obat-obatan penting setiap dua tahun.

Sekitar 25 persen penyakit yang muncul di bumi terkait dengan faktor lingkungan. Sehingga permintaan akan layanan kesehatan akan terus meningkat sejalan dengan semakin memburuknya polusi udara dan merebaknya penyakit yang bersumber dari air yang tidak bersih.

8. Informasi dan Teknologi Komunikasi (ICT)

Pusat data (data centre) memerlukan energi 200 kali lipat lebih banyak dibanding gedung biasa, sehingga perusahaan teknologi komunikasi dan informasi sangat rentan pada kenaikan biaya energi. Sampah elektronik juga menjadi salah satu sampah dengan pertumbuhan terpesat di dunia.

Kondisi ini memicu munculnya regulasi dan tuntutan konsumen agar produsen lebih peduli terhadap lingkungan serta dampak produk mereka terhadap praktik eksploitasi sumber daya alam di negara berkembang.

Permintaan pengumpulan dan pemrosesan data lingkungan akan terus meningkat ditambah dengan kenaikan permintaan produk ICT yang menimbulkan manfaat lingkungan bagi sektor lain seperti teknologi tata kelola energi pada bangunan dsb.

9. Industri Pariwisata

Cuaca yang semakin ekstrem, hilangnya keanekaragaman hayati, kekeringan dan kerusakan lingkungan, akan membuat tujuan wisata menjadi semakin tidak menarik. Hal ini akan berdampak pada semua bisnis dan industri yang terlibat. Regulasi yang semakin ketat, misal, larangan memancing, snorkeling di terumbu karang, juga berdampak pada sektor ini.

Dalam skala global, industri pariwisata diramalkan akan terus bertumbuh, terutama pasar untuk wisata alam dan eko-wisata dimana konsumen bersedia membayar lebih mahal dibanding paket wisata yang lain.

10. Sektor Transportasi

Cuaca ekstrem akan semakin sering mengganggu sistem dan infrastruktur transportasi dunia. Regulasi di berbagai negara guna mengurangi emisi gas rumah kaca bisa meningkatkan biaya, mengubah sistem transportasi dunia dan preferensi konsumen. Saat krisis perubahan iklim semakin parah, regulasi akan semakin ketat terutama regulasi yang mengatur kualitas udara dari kendaraan bermotor yang akan menambah biaya operasi.

Pada saat yang sama, pemerintah juga memerkenalkan regulasi dan insentif guna meningkatkan permintaan akan transportasi yang lebih ramah lingkungan dan bersih. Sektor bisnis bisa memanfaatkan peluang ini dengan menyediakan teknologi yang rendah emisi dan hemat energi.

Sumber: hijauku.com