Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BNPB Siapkan Dana Rp 25 Miliar untuk Atasi Kabut Asap di Singapura
Oleh : Surya Irawan
Kamis | 20-06-2013 | 11:49 WIB

JAKARTA, batamtoday - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan dana Rp 25 miliar untuk membuat hujan buatan guna memadamkan kebakaran hutan di Riau yang menyebabkan bencana asap di Singapura.

Langkah membuat hujan buatan ini dilakukan setelah pemerintah Indonesia mendapat protes dari Singapura, karena dianggap mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat Singapura.


"BNPB sudah menyiapkan dana Rp 25 miliar untuk melakukan hujan buatan guna mengatasi bencana asap tersebut," kata Sutopo, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (20/6/2013)

Sutopo menegaskan, hujan buatan itu dilakukan untuk merespon protes pemerintah Singapura terkait adanya kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Riau.  Kabut asap tersebut dianggap telah mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat Singapura.

"BNPB bersama BPPT akan menggelar hujan buatan ketika diperlukan untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan.  BNPB sebagai koordinator dan BPPT sebagai pelaksana dari hujan buatan tersebut. Waktu pelaksanaan tergantung dengan kebutuhan di lapangan," katanya.

Berdasarkan data satelit NOAA18 di Kementerian Kehutanan pada 18 Juni 2013, ditemukan jumlah hotspot (titik api) di Riau 148 titik, Jambi 26 titik, Kalbar 22 titik, Sumsel 6 titik, dan Sumbar 5 titik.

Hotspot juga terjadi di negara lain, seperti Malaysia 8 titik, Thailand, Lao PDR, Vietnam, Cambodia 29 titik, dan Myanmar 17 titik.

Sutopo mengungkapkan,  jumlah luas lahan gambut yang terbakar di Riau luasnya mencapai ratusan hektar. Pemadaman masih dilakukan. "Mencapai 850 ha. Luas yang sudah dipadamkan 650 ha dengan jumlah personil 105 orang," paparnya. 

Namun menurut BNPB, fenomena kabut asap di wilayah Singapura, bukan hanya dipengaruhi  jumlah dan luas hotspot karena jumlahnya masih relatif kecil. Melainkan disebabkan pengaruh dari anomali cuaca, yang memunculnya pusat-pusat tekanan rendah merubah sirkulasi massa uap air.

"Jadi fenomena kabut asap di wilayah Singapura  tidak mengikuti pola umum.  BMKG telah menyatakan bahwa  Siklon Yagi dan Siklon Leepi yang berada di timur laut Philipina menyebabkan tertariknya massa udara dari Indonesia ke arah Philipina. Kabut asap dari daerah Riau juga mengalir ke arah Philipina melalui Singapura sehingga kualitas udara mengganggu Singapura," jelas Sutopo.

Siklon Leepi  akan berumur 7-10 hari sejak munculnya embrio siklon pada 18 Juni. Siklon Yagi   juga tumbuh di Samudera Pasifik yang menyebabkan arah angin di Indonesia mengarah ke siklon tersebut. Kondisi demikian akan menyebabkan wilayah Riau akan relatif kering.

Editor: Surya