Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

ILO Sebut Lebih 10 Juta Anak-anak adalah Pekerja Rumah Tangga
Oleh : Dodo
Kamis | 13-06-2013 | 09:50 WIB
pekerja-anak.jpg Honda-Batam

PKP Developer

(Foto: Radio Australia)

NEW YORK - Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengatakan setidaknya 10.5 juta anak-anak di dunia, kebanyakan perempuan, adalah pekerja rumah tangga.

Direktur ILO yang khusus menangani program global untuk menghapuskan buruh anak, Constance Thomas, mengatakan upaya internasional untuk menghentikan eksploitasi belum berhasil membasmi kegiatan tersebut sepenuhnya.
 
"Kondisi kebanyakan anak-anak pekerja rumah tangga tidak hanya merupakan pelanggaran serius terhadap hak anak, tapi tetap menjadi tantangan dalam pencapaian kebanyakan tujuan-tujuan pembangunan internasional dan nasional," katanya, dikutip Radio Australia, Kamis (13/6/2013).
 
Hampir tiga perempat anak-anak pekerja rumah tangga ini adalah perempuan, 6.5 juta diantaranya berumur antara 5 dan 14 tahun, menurut laporan ILO yang diterbitkan untuk memperingati Hari Anti Pekerja Anak Sedunia pada tanggal 12 Juni.
 
ILO mengatakan anak-anak sering dipekerjakan di rumah orang ketiga atau majikan, melaksanakan tugas seperti membersihkan rumah, menyetrika, memasak, berkebun, menimba air, menjaga anak-anak lain dan orang tua.
 
Rentan terhadap kekerasan fisik, psikologi dan seksual ketika bekerja, anak-anak ini seringkali terisolasi dari keluarga mereka, jarang terlihat di tempat umum, dan menjadi sangat bergantung terhadap majikan mereka.
 
ILO mengatakan anak-anak ini juga beresiko dipaksa melacurkan diri.
 
"Kita butuh kerangka hukum yang kuat untuk secara jelas mengidentifikasi, mencegah dan membasmi pekerja anak domestik, dan menyediakan kondisi kerja yang layak ketika mereka secara legal sudah cukup umur untuk bekerja," kata Thomas.
 
Anak-anak pekerja rumah tangga tidak diakui sebagai suatu bentuk buruh anak di banyak negara karena hubungan kerja yang kabur dengan keluarga-keluarga majikan mereka, laporan itu mengatakan.
 
ILO mengatakan anak-anak tersebut tidak dianggap sebagai pekerja dan, sementara mereka tinggal dengan keluarga majikan, tidak diperlakukan sebagai anggota keluarga.
 
Anak-anak pekerja rumah tangga ini mewakili sekitar lima persen jumlah anak-anak yang bekerja dibawah usia 17 tahun di seluruh dunia, menurut ILO.
 
Lebih dari 20 juta orang, kebanyakan perempuan, dipekerjakan di rumah di kawasan Asia Pasifik, lebih dari 3 persen dari jumlah total pekerja yang dibayar.
 
Puluhan ribu pekerja rumah tangga wanita bermigrasi dari negara-negara seperti Indonesia, Filipina dan Srilangka.
 
Laporan tersebut mengatakan kemiskinan adalah penyebab utama eksploitasi buruh anak dan di beberapa tempat, terutama di Asia Selatan, anak-anak sering  bekerja di rumah untuk membayar hutang keluarga.

Sumber: Radio Australia