Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PTT Siap Eksplorasi Gas Natuna untuk Pasok Kebutuhan RI
Oleh : si
Selasa | 28-05-2013 | 15:09 WIB

JAKARTA, batamtoday - Proyek pengembangan gas di blok East Natuna yang sempat menemui hambatan mulai menemui titik terang. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beberapa waktu lalu telah menerima Menteri Energi Thailand Pongsak Ruktapongpisal dan CEO PTT Exploration & Production Tevin Vongvanich untuk membahas pengembangan blok di wilayah provinsi Kepulauan Riau tersebut.



Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, perkembangan proyek eksplorasi di East Natuna terus didorong agar terealisasi secepatnya.

"Kebetulan, PTT adalah salah satu perusahaan dalam perusahaan konsorsium East Natuna. Mereka sudah setuju bahwa nanti mayoritas pasokan untuk Indonesia. Sedangkan Thailand akan mendapatkan sebagian," ungkapnya di Jakarta kemarin.

Dia menegaskan, proyek East Natuna sangat penting bagi pengembangan kinerja gas Indonesia. Sebab, cadangan gas pada blok ini terhitung cukup besar.

Dia menjelaskan potensi pasokan gas pada blok yang terletak di lautan Natuna tersebut diperkirakan bisa mencapai 212 triliun kaki kubik (TCF). Hanya saja, 75 persen dari pasokan tersebut merupakan CO2. Sehingga, sumber yang diprediksi bisa didapat ada sekitar 45 TCF.

Nilai investasinya juga cukup besar, yakni USD 20 miliar atau Rp 190 triliun. Investasi dibutuhkan cukup banyak karena kandungan CO2 yang cukup banyak serta proyek terletak di lepas pantai.

 "Sehingga, teknologinya cukup tinggi. Tapi, realisasi blok ini bakal menjadi pencapaian besar," katanya.

Jero mengatakan, nilai investasi Natuna setrara dengan di Blok Masela. "Jadi, untuk gas masa depan, kami akan mengandalkan dua sumur di timur dan barat. Kalau di timur ada blok Masela, di barat ada East Natuna," katanya.

Soal realisasi, Jero berharap bahwa semua perizinan dan administrasi bisa selesaikan tahun ini. "Saat ini, mereka masih mengajukan proposal di kementerian keuangan. Kami tunggu saja POD (plan of development) dari pihak konsorsium. Karena hal itu bukan kewenangan kami," ujarnya.

Jero optimistis kerja sama dengan pemerintah Thailand bakal berjalan lancar. Hal tersebut terbukti dari proyek yang ditangani oleh PTTEP Thailand.

Selain berpartisipasi di Blok East Natuna, perusahaan negara itu juga mengerjakan beberapa blok migas lainnya di Indonesia. Misalnya, Blok Malunda, Blok Sadang, Blok South Mandar, dan Blok South Sageri yang terletak di Selat Makassar.

"Lalu, masih ada satu lagi di Papua (Blok Semai II di Papua Barat, Red)," imbuhnya.

Sebagai informasi, Konsorsium Natuna merupakan joint venture yang dibentuk Pertamina bersama tiga mitranya yakni ExxonMobil, Total EP Indonesie, dan PTTEP Thailand. Dalam konsorsium tersebut, Pertamina dan Exxon Mobil memiliki saham masing-masing 35 persen. Sisanya dimiliki oleh Total EP dan PTTEP dengan jumlah masing-masing 15 persen.

Sumber : JPPN