Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penyakit Hipertensi Duduki Posisi Tertinggi di Anambas
Oleh : Emmi Wati
Senin | 13-05-2013 | 08:41 WIB

ANAMBAS, batamtoday - Penyakit hipertensi atau darah tinggi duduki posisi tertinggi penyakit yang diderita oleh masyarakat Anambas. Setelah itu menyusul penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan penyakit Diabetes Melitis menduduki tiga besar.

Sesuai data pasien yang diperoleh dari Rumah Sakit Lapangan (RSL) Palmatak pada tahun 2012 lalu, jumlah pasien yang menderita penyakit hipertensi sebanyak 895, dengan 847 pasien rawat jalan dan sisanya sebanyak 48 pasien rawat inap.

Sementara jumlah pasien yang menderita penyakit ISPA mencapai 698 pasien. 548 orang diantaranya pasien rawat jalan dan sisanya sebanyak 150 pasien menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD). Sedangkan jumlah pasien yang menderita penyakit Diabetes Melitus 394 pasien.

Hipertensi merupakan penyakit yang disebabkan dari kebiasaan kehidupan dari pasien sendiri yang kurang bisa menjaga pola makan yang sehat.

Sementara penyebab penyakit ISPA menyerang di Anambas, dikarenakan iklimnya cukup ekstrim, kadang panas dan kadang dingin.

"Ispa bisa disebabkan oleh iklim yang berubah-ubah, apalagi di Anambas iklimnya cukup ekstrim, kadang panas dan kadang dingin. Saat panas, udara bisa panasnya luar biasa, begitu sebaliknya," tutur dokter Akbar, Dokter Umum Rumah Sakit Lapangan Palmatak, baru-baru ini.

Albar juga menambahkan, karena cuaca yang ekstrem, maka cuaca menjadi tidak karuan seperti banyak debu koloid berterbangan yang menyebabkan banyak virus dan bakteri terbawa udara dan ikut dihisap paru-paru saat manusia bernafas.

"Kalau debu bersama virus sudah masuk ke saluran pernafasan, jika seseorang lagi fit mungkin tak masalah, tapi kalau sedang kondisi tubuhnya lemah, pasti akan sakit," ujar Albar.

Namun untuk tingkat kematian yang tinggi, Akbar menambahkan, terjadi pada pasien penderita stroke. "Untuk anggka kematian, rata-rata pasien stroke, darah tinggi dan jantung," katanya tanpa merinci jumlahnya.

Editor: Dodo