Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Iran Gunakan Batam untuk Jual Minyak ke China
Oleh : si
Sabtu | 11-05-2013 | 15:49 WIB
kapal_tanker.jpg Honda-Batam

Ilustrasi

LONDON, batamtoday - Iran menggunakan pelabuhan di Indonesia sebagai strategi untuk menjaga penjualan minyaknya kepada pembeli di Asia. Hal ini dilakukan Iran akibat mendapatkan sanksi berat berupa embargo dari negara-negara barat.


Berdasarkan data shipping dan industri, Reuters menyebutkan, ternyata Iran memanfaatkan pelabuhan Indonesia sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan minyaknya kepada para pembeli Asia di bawah pengawasan ketat Western, menurut data pengiriman dan sumber daya industri.

Dua kapal pengangkut minyak sangat besar (VLCCs) dari Iran yang mampu mengangkut 2 juta barel melewati perairan Batam April lalu, pergi menuju ke Pulau Batam pada bulan lalu sebelum menuju ke China.

Pulau Batam hanya berjarak 20 kilometer (km) dari lepas pantai sebelah selatan Singapura, yang merupakan pusat pasar minyak benua Asia. Padahal sebelumnya, jarang sekali kapal tanker Iran singgah di Bulau Batam.

Sebagai informasi, Amerika Serikat (AS) dan Eropa menjatuhkan sanksi kepada Iran lantaran diduga menjalankan program senjata nuklir. Hal ini membuat pemerintah Iran kehilangan miliaran dolar dari pendapatan penjualan minyaknya.

"Iran telah menggunakan strategi ini selama beberapa bulan terakhir. Strateginya adalah membawa minyak mentah ke pulau-pulau di Asia melalui very large crude carrier dan menjualnya dari sana. Ini adalah aliran pendapatan yang penting bagi negaranya (Iran)," kata seorang analis, Jumat (10/5/2013).

Para analis FGE, perusahaan konsultan energi, mengatakan alasan Iran menggunakan jalur ini sebagai strategi untuk mengirim minyak mentah ke pulau-pulau di Asia via VLCCs dan menjualnya di sana. Ini jelas mengalirkan keuntungan besar untuk iran.

Pengawasan ketat Amerika Serikat dan Eropa pun dilakukan bertujuan untuk mencegah peredaran senjata nuklir Teheran lewat pengiriman minyak mentah Iran. Hal ini bisa merugikan pemerintahnya miliaran dolar dari pendapatan minyak sejak 2012.

"Mereka sudah menggunakan Labuan di Malaysia beberapa waktu terakhir dan tak ada yang bisa menghentikannya menggunakan Batam sebagai basis karena tidak ada sanksi hukum terkait," ujar sumber industri pelayaran yang familiar dengan pergerakan tanker Iran.

Pihak industri pelayaran juga mengatakan hal ini terlalu berisiko bagi para broker barat atau para pemilik kapal, tapi beginilah perdagangan. Tanker-tanker ini juga menuju China setelah melalui Batam.

Bulan April, pembeli minyak mentah terbesar adalah China disusul Korea Selatan, Jepang, India, Turki dan Taiwan menurut estimasi sumber daya industri.

Iran sendiri telah mengurangi ekspor minyaknya sekitar 1,1 juta barel dengan keuntungan US$ 3,3 miliar per bulan dengan harga terkini atau setengah dari angka awal tahun 2012 sebelum pengawasan ketat dilakukan.

Menurut industri pelayaran, kapal-kapal Iran bergerak dengan kecepatan 8 sampai 10 knot saat ini. Padahal sebelumnya Iran pernah berlayar dengan kecepatan 16 knot yang tertinggi di pasaran 2008.

Editor : Surya