Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kedua Orangtua Co Stress
Oleh : Ali
Jum'at | 03-12-2010 | 10:57 WIB

Batam, batamtoday - Kedua orangtua CO (13) mengalami stress berat sejak musibah menimpa anak semata wayangnya tersebut. Habis sudah semuanya. Habis sudah.

Demikian kata-kata itu berulang-ulang keluar dari mulut PDK, ibu dari CO ketika menerima kunjungan pengurus Komisi Anti Trafficking dan HAM (KAT dan HAM) Kamis (2/12) sore di rumah seorang kerabat PDK di kawasan Batam Centre.

Sementara itu Mu, sang suami, meski juga mengalami stres namun mencoba lebih tegar dan mengelus-elus punggung istrinya itu sambil meminta bersikap bersabar, 'sabar bu. sabar', kata lelaki paruh baya itu.

Seperti diketahui Co pelajar SMP yang direkrut Parfi Kepri menjadi model telah menjadi korban perbuatan tidak senonoh dari pesinetron Robby Shine di Amir Hotel yang terletak di kawasan Harbour Bay, Batam, Sabtu (27/11) dinihari di sela-sela pelaksanaan FFI.

Kedua orang tua CO, tidak bisa membayangkan masa depan putri mereka, yang berwajah cantik dan berkulit putih bersih. Segudang prestasi yang diraih pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di Batam ini, seakan musnah begitu saja akibat tindakan bejat yang dilakukan pesinetron Robby Shine.

"Apa jadinya anak saya nanti, mas" ujar PDK

Dengan suara serak, ibu berkulit putih ini tidak hentinya menyesali setiap detik demi detik kejadian yang dialami putrinya. Begitu juga disaat terpisahnya ia bersama putrinya dimalam kejadian yang tidak akan terlupakannya itu.

"Kenapa harus saya lepaskan... Kenapa saya percaya sama dia (pengurus Parfi Kepri, red)," ujarnya sambil tidak henti meneteskan airmata. apalagi ketika dia menoleh ke arah CO yang sedang asik memainkan laptopnya, airmata ibu berambut lurus sebahu ini semakin jadi.

"Saya meminta kepada aparat penegak hukum untuk menghukum pelaku dengan hukuman yang setimpal," ujar PDK.

"Anak saya itu badannya saja yang besar, mas..,tetapi kelakuannya dan pemikirannya  masih anak-anak," ujar Mu sang bapak.

Kedua orang tua CO mengaku, selain sedih, menyesal, juga dilanda kebingungan harus berbuat apa, karena sejak kejadian begitu banyak orang yang mencoba menghubungi mereka dan mencoba mencari tahu peristiuwa yang menimpa anak gadis mereka.

"Banyak sekali orang yang menelpon... mereka tidak tahu apa yang kami rasakan sekarang ini. Kami stres sekali, " ujarnya PDK terisak.

"Untung ada lembaga (KAT dan HAM-red) yang membantu kami. Kita tidak tahu harus bagaimana? Mau ngomong salah, tidak ngomong, juga takut salah," katanya.