Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Komoditas Pangan Masih Ditentukan oleh Kartel
Oleh : Surya Irawan
Kamis | 02-05-2013 | 15:25 WIB

JAKARTA, batamtoday - Peran kartel impor pangan selama ini membuat harga-harga pangan di Indonesia sangat mahal. Hal itu disebabkan karena kartel bisa ikut menentukan harga agar mendapatkan keuntungan berlipat-lipat.



"Tak heran bila harga daging bisa dua kali lebih mahal dari pada di luar negeri. Demikian juga dengan harga gula, kedelai dan sebagainya," kata mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli di Jakarta, Kamis (2/5/2013).

Menurutnya, sudah seharusnya pemerintah mengganti sistem kartel dengan sistem tarif. Untuk itu, peranan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sangat diperlukan agar praktek kartel tidak semakin parah.

"Bila lembaga semacam KPPU di luar negeri sangat berkuasa, yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya. Harus diakui, beberapa hal positif memang sudah dilakukan, namun belum maksimal," ujarnya.

Untuk itu, dia mendesak KPPU melakukan pemeriksaan kepada kartel-kartel dan mengumumkan perkiraan kerugian rakyat. Sebagai contoh, berapa selisih harga dikalikan jumlah komoditi yang diimpor.

"Kuat dugaan, selisih harga yang diterima oleh kartel, digunakan untuk menyogok pejabat agar sistem tersebut dipertahankan. KPPU memiliki kekuatan hukum dan hakim untuk mengadili bila sifatnya perdata," jelasnya.

Bila sifatnya pidana, maka KPPU bisa menyerahkannya ke polisi untuk diselidiki. Sebab, sistem kartel sangat berdampak bagi rakyat.

Sebagai contoh, harga gula di luar negeri adalah Rp 6 ribu/kg. Sementara di dalam negeri, harganya mencapai Rp 12 ribu/kg. Bila sistem kartel diubah, maka harga gula bisa turun menjadi Rp 7 ribu/kg.

"Sistem kartel tidak menguntungkan petani, melainkan hanya pedagang kartel. Jangan lupa, yang banyak mengkonsumsi gula adalah rakyat kelas menengah bawah," ungkapnya.

Sebab, mereka membutuhkannya sebagai energi. Bahkan di daerah miskin, konsumsi gula lebih tinggi. Sehingga bila sistem kartel dihilangkan, maka akan sangat bermanfaat bagi rakyat.

Selain itu adalah komoditi yang dikuasai kartel adalah daging. Bila sistem kartel diubah menjadi tarif dan siapapun boleh impor asal bayar tarif, maka harga daging akan turun.

"Jadi kartel itu rugikan rakyat, SBY kemana saja. Harusnya harga pangan murah dan tidak mahal. Kartel itu suka sistem kuota, kalau untuk rakyat harus dijadikan sistem tarif," katanya.

Editor : Surya