Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Produktifitas Industri Batam Menurun 40 Persen
Oleh : Andri Arianto
Kamis | 31-03-2011 | 03:49 WIB
Foto-Salah-satu-kawasan-industri-Batam.jpg Honda-Batam

Berikut foto salah satu kawasan industri di Batam bergerak dibidang industri manufaktur. Industri inilah yang dianggap mengalami kegelisahan produktifitas sebagai dampak Tsunami Jepang. (foto:ist)

Batam, batamtoday - Kinerja produksi industri manufaktur di Batam dipastikan mengalami penurunan antara 30 hingga 40 persen. Hal itu disebabkan pasokan komponen sebagian besar industri di Batam berasal dari negara Jepang, yang hancur diterjang Tsunami 11 Maret 2011 lalu.

Demikian diungkapkan Ir Cahya, Ketua Assosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Provinsi Kepri, saat menghadiri acara diskusi akademis bersama mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA) di salah satu ruang kelas, Rabu 30 Maret 2011, tadi malam.

Menurutnya, kegelisahan industri tersebut akan mulai mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kepri terutama Batam. Saat ini saja, Cahya mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di Batam dapat dibilang "NOL" dengan kondisi inflasi yang cenderung meningkat pada Februari lalu sebesar 0,38 persen.

Dampaknya, lanjut Cahya, tentu saja pada daya beli masyarakat yang jika dihitung tahun ke tahun sejak 2009 hingga kini terus mengalami penurunan.

Meski tak menyebutkan secara rinci besarannya berapa, namun hal itulah yang menjadi catatan bagi APINDO hingga akhirnya menyatakan sikap tidak sependapat dengan rencana kenaikan pajak-pajak daerah dan tarif retribusi beberapa macam pelayanan jasa di Batam.

"Kondisi begini belum pantas bicara kenaikan. Jadi jangan bilang pengusaha itu cengeng," kata Cahya lagi.

Baginya, pemerintah daerah sebaiknya melakukan eksplorasi sumberdaya alam (SDA) tepat guna serta berupaya menuangkan ide-ide kreatif dengan mengembangkan usaha kecil menengah (UKM) ketimbang berkonsentrasi pada kenaikan pajak daerah.