Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Melestarikan Hutan Cegah Wabah Malaria
Oleh : Dodo
Rabu | 24-04-2013 | 17:24 WIB

PENELITIAN TERBARU dari University of Sao Paulo, Brasil menyimpulkan, melestarikan hutan bisa mencegah merebaknya wabah malaria di daerah tropis. Hal ini berlawanan dengan pandangan umum yang menyebutkan bahwa hutan adalah sumber mewabahnya penyakit ini.

Hingga saat ini diperkirakan telah terjadi 80-300 juta kasus malaria di seluruh dunia. Wabah penyakit malaria ini dipicu oleh merebaknya mikroorganisme protozoa berjenis plasmodium yang disebarkan oleh nyamuk anopheles yang ketika menginfeksi (menggigit) manusia bisa menyebabkan kematian terutama di daerah tropis.

Wilayah hutan hujan tropis di Brasil yang menjadi rumah dari berbagai jenis hewan dan tumbuhan bisa membantu mencegah penyebaran wabah ini. Tim peneliti menganalisis data jumlah hewan berdarah hangat dan nyamuk non-malaria serta dampaknya terhadap penyebaran wabah malaria.

Hasilnya, tim peneliti menyimpulkan, kondisi keanekaragaman hayati yang terjaga dalam hutan bisa membantu mencegah penyebaran penyakit malaria. Sirkulasi plasmodium vivax jauh berkurang saat jumlah hewan berdarah hangat dan nyamuk non-malaria di dalam hutan berlimpah.

Hewan berdarah hangat terdiri dari berbagai jenis burung ukuran menengah dan besar seperti puyuh dan enggang serta mamalia seperti monyet, tupai dan agouti, mamalia pengerat yang menyerupai campuran antara tupai dan tikus berukuran besar.

Hewan berdarah hangat menjadi kuburan bagi mikroorganisme penyebab malaria ini. Saat nyamuk anopheles menggigit hewan-hewan ini, plasmodium akan mati dan tak bisa berkembang biak. Nyamuk malaria juga bersaing dengan nyamuk non-malaria lain sehingga populasi mereka menjadi terkontrol.

Tim peneliti menyarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar memasukkan upaya menjaga keanekaragaman hayati ini ke dalam agenda pemberantasan malaria guna memeroleh dua manfaat sekaligus, yaitu hutan terjaga dan malaria binasa.

Sumber: hijauku.com