Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Badai Profit Taking Landa Bursa

Indeks Menyerah dan 'Loyo' Minus 3.9 Poin
Oleh : sumantri
Senin | 28-03-2011 | 17:03 WIB
Grafik_IHSG_Sesi_II.png Honda-Batam

Grafik IHSG Pada Penutupan Sesi II Perdagangan Saham Senin, 28 Maret 2011

Batam, batamtoday - Aksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk meneruskan rally, sejak penutupan sesi I, Senin 28 Maret 2011, kandas akibat terjangan badai profit taking yang menyerang Bursa Indonesia. Sejumlah sektor yang menjadi penopang Indeks, tidak mampu mengangkat Indeks dari lembah berdarah di zona negatif sepanjang perdagangan sesi II.

Indonesia Stock Exchange (IDX) melansir, pelemahan saham Bank Mandiri dan PT Indo Tambangraya memberi kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG. Saham ITMG tercatat turun hingga hampir 4% setelah mengumumkan penurunan laba bersihnya tahun 2010 hingga 39% akibat kerugian derivatif.

"Namun demikian Indeks masih bertahan diatas level support 3600, ini sentimen positif, IHSG memang sedang mengalami koreksi dalam dua hari ini, yaitu Jum'at dan Senin," ungkap Johan Effendi, Analis Bursa PT Phillip Securities Batam, saat dikonfirmasi batamtoday, Senin Sore 28 Maret 2011.

Perdagangan Bursa sepanjang sesi II berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 95.861 kali pada volume 2.493 juta lembar saham senilai Rp3,034 triliun. Sebanyak 111 saham naik, 105 saham turun, 87 saham stagnan.

Saham-saham nangkring di posisi Top Gainer antara lain Bank Jabar Banten (BJBR) naik 60 poin ke level Rp1.220, Bumi Resources (BUMI) naik 50 poin ke level Rp3.200 dan Borneo Energi (BORN) 40 poin ke level Rp1.680.

Sementara itu, saham-saham yang menempati jajaran Top Loser adalah saham Bank Mandiri (BMRI) yang tureun 100 poin ke level Rp6.200, Indo Tambangraya (ITMG) turun 1.850 poin ke level Rp46.550 dan Astra International (ASII) turun 1.000 poin ke level Rp56.900.

Harga minyak mentah di pasaran dunia pada penutupan perdagangan hari ini turun 86 sen ke level 104,54 per barel per dolar Amerika di pasar NYMEX Merchantile Exchange New York US. Energy and Commodity Strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd, melansir Investor akan memilih menunggu dan melihat perkembangan di Jepang terkait isu nuklir dan radiasi, sebagai penyebab turunnya si emas hitam. 

Sementara itu nilai tukar Rupiah pada perdagangan spot antarbank, menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing adalah Rp8.762.00 per dolar Amerika. Selanjutnya, seperti dilansir dari Reuters harga emas pada penutupan sesi II, turun sebesar 0,2 persen menjadi 1.425,25 dolar Amerika per ounce dari rekor tertingginya sebesar 1.447,40 dolar Amerika per ounce pada tanggal 24 Maret lalu.