Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hanya Sebatas Menangkap Kurir

Pengawasan Aparat Lemah, Batam Pintu Masuk Narkoba di Indonesia
Oleh : Hendra Zaimi
Jum'at | 05-04-2013 | 16:33 WIB
hardi_s_hood.jpg Honda-Batam
Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Hardi Selamat Hood.

BATAM, batamtoday - Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Hardi Selamat Hood menilai Batam yang sering dijadikan sebagai pintu masuk narkoba ke Indonesia selama ini disebabkan oleh pengawasan aparat keamanan dalam memproteksi masuknya baram haram tersebut.

Batam yang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang berhadapan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Thailand dianggap sebagai tempat strategis untuk memasok narkoba selanjutnya disebar ke berbagai pelosok daerah di nusantara.

"Saya menilai kinerja aparat pemerintah di Indonesia dalam memberikan proteksi dalam masuknya narkoba bisa dibilang sangat lemah sehingga Batam bisa dijadikan sebagai pintu gerbang sebelum disebar ke daerah lain di Indonesia," kata Hardi kepada batamtoday, Jumat (5/4/2013).

Menurut Hardi hal tersebut terbukti karena dari berapa kejadian, pelaku yang sama bisa menyeludupkan narkoba yang sebagian besar didatangkan dari Malaysia dan Thailand itu baru dibekuk setelah memasok narkoba lebih dari lima kali ke Batam.

"Contohnya beberapa waktu lalu, petugas baru bisa menangkap pelaku yang sudah beraksi sebanyak lima kali dan bukti sebagai lemahnya pengawasan aparat penegak hukum di Indonesia," jelasnya.

Masih kata Hardi, penyeludupan narkoba tersebut semakin mudah masuk ke Batam karena daerah ini sangat terbuka, selain pintu masuk melalui pelabuhan tikus, namun kini sudah masuk lewat pelabuhan resmi seperti pelabuhan laut dan bandara.

"Batam sebagai pusat perdagangan, banyaknya tempat hiburan malam dan jumlah penduduk yang ramai serta pengawasan kurang dari aparat semakin menjadikan kota ini sebagai pusat masuk narkoba ke Indonesia," tegasnya.

Jika pemerintah masih lemah dalam melakukan, lanjut Hardi, dikhawatirkan dapat semakin merusak generasi muda sebab berdasarkan data secara nasional pengguna narkoba hampir 60 persen merupakan para remaja dan pekerja.

Sebagaimana diketahui, dalam dua bulan belakangan ini aparat penegak hukum seperti BNN, Polda Kepri dan Bea Cukai Batam telah berulangkali mencegah masuknya penyeludupan narkoba melalui Batam, selain mengamankan narkoba yang nilainya miliaran rupiah, namun petugas hanya sebatas menangkap kurir saja tanpa berhasil menangkap bandar besarnya.

Editor: Dodo