Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meski Disubsidi, Pungli Marak di Kapal 'Kompeni'
Oleh : Emmi Wati
Kamis | 28-03-2013 | 08:43 WIB
ferry voc batavia.jpg Honda-Batam
Ferry VOC Batavia. (Foto: Tanjungpinang Pos)

ANAMBAS, batamtoday - Sejumlah penumpang Ferry VOC Batavia banyak mengeluhkan adanya praktik pungutan liar di atas kapal yang namanya identik dengan Kompeni Belanda itu. Para pengguna jasa pelayaran ini dipungut biaya tambahan sebesar Rp 3 ribu per kilogram atas barang yang mereka bawa dari Tanjungpinang menuju Tarempa.



Teti Hadiyanti, salah seorang penumpang mengatakan, pungutan itu tidak dasar hukumnya dan sangat merugikan penumpang. Dia dimintai tambahan biaya angkut sebesar Rp1,5 juta.

"Jika tidak ada penjelasan mengenai pungutan tersebut, jadi apa namanya dong. Ini kan sudah merugikan masyarakat namanyaan, terlebih lagi bagi pedagang kecil-kecilan seperti saya. Sudah susah mendapatkan kebutuhan hidup murah di Anambas, malah kena pungutan lain pula," terang Teti, Rabu (27/3/2013) sore.

Teti mengaku barang bawaan yang dipungli itu merupakan kebutuhan pokok seperti telur, ayam, cabe, bawang merah, hingga minyak sayur yang dibelinya di Tanjungpinang.

Menanggapi hal tersebut, Penanggung Jawab Agen Tiket Ferry VOC di Tarempa, Anambas, Rahmad Wahid,  mengaku cukup kaget mendengar kabar tersebut.

"Saya kaget juga, seharusnya pungutan seperti itu tidak ada, kapal tersebut telah disubsidi oleh pemerintah daerah, jadi tidak boleh merugikan masyarakat," katanya.

Rahmad akan meminta dengan tegas kepada agen ferry VOC di Tanjungpinang agar menghentikan pungutan liar tersebut. "

Editor: Dodo