Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus PON Riau

KPK Geledah Ruang Kerja Setya Novanto di DPR
Oleh : si
Selasa | 19-03-2013 | 16:51 WIB
setya_novanto.jpg Honda-Batam

PKP Developer


Setya Novanto

JAKARTA, batamtoday - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ruang kerja Ketua Fraksi Partai Golkar (F-PG) DPR yang juga Bendahara Umum Partai Golkar Setya Novanto, terkait kasus penyelenggaraan PON XVIII di Riau beberapa waktu lalu.


Selain menggeledah ruang kerja Setya Novanto, KPK juga menggeledah ruang kerja Anggota Komisi X DPR Kahar Muzakir. Penggeledahan dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, Kamis (19/3/2013). Sekitar 22 petugas dari KPK dengan menggunakan rompi, naik ke lantai 12 Gedung Nusantara I. Di lantai 12, tim kemudian dibagi untuk melakukan penggeledahan di ruang kerja Setya Novanto dan Kahar Muzakir.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, penggeledahan ruang kerja Setya Novanto dan Kahar Muzakir di Gedung DPR terkait kasus korupsi PON  dengan tersangka Gubernur Riau Rusli Zainal.

"Penggeledahan dilakukan di tiga tempat berkaitan penyidikan KPK dalam kasus dugaan suap revisi Perda PON Riau, dengan tersangka RZ (Rusli Zainal)," kata Johan.

Selain itu, kata Johan, KPK juga melakukan penggeledahan di dua tempat lainnya, yakni di rumah Rusli Zainal di Jalan Pulau Panjang, Kembangan, Jakarta Barat, serta menggeledah PT Findo Muda di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan yang diduga terkait dengan Rusli Zainal. 

Dalam penggeledahan di ruang kerja Setya Novanto, Ketua F-PG DPR itu terlihat mendampingi petugas KPK melakukan pemeriksaan ruang kerjanya, guna mencari berbagai dokumen mengenai kasus PON. Tampak beberapa kali para petugas KPK meninggalkan ruangan, namun penggeledahan belum juga usai hingga kini.

Sementara penggeledahan di ruang kerja Kahar Muzakir hanya berlangsung 3,5 jam, dari pukul 10.00 dan berakhir pukul 13.30 WIB. Saat penggeledahan, Kahar uga terlihat mendampingi petugas KPK. Dari ruangan Kahar, petugas KPK menyita tiga kardus coklat berisi dokumen. 

Namun, petugas KPK tidak menyita komputer di depan meja tenaga ahli Kahar Muzakir, dan hanya mengambil data dari flashdisk. "Mereka (petugas KPK) ambil pakai alatnya, ada kabel," ujar Kahar.

Dikira ditangkap

Pada kesempatan itu, Kahar mengaku kaget dan stres karena mengira petugas KPK mau menangkap dirinya. Namun, setelah para petugas menjelaskan kedatangannya yang hanya akan memeriksa dokumen, Kahar mempersilakan.

"Saya sempat kaget. Saya kira mau ditangkap KPK. Tapi kemudian saya persilakan mereka masuk dan memeriksa," katanya. 

Sembilan petugas KPK memeriksa dengan sangat teliti. Semua laci bahkan tas yang dibawa Kahar pun diperiksa. Di tengah pemeriksaan, para petugas KPK itu menenangkan Kahar agar jangan tegang. Mereka pun sempat makan dan merokok. Empat tenaga ahli Kahar juga berada di ruang kerja saat penggeledahan berlangsung.

Meski telah menyita tiga kardus dokumen, namun kata Kahar, yang dibawa oleh petugas KPK hanya surat-surat, antara lain surat pengangkatan tenaga ahli. Menurut Kahar, tampaknya KPK mencari dokumen yang berkaitan dengan kasus PON Riau yang melibatkan Gubernur Riau Rusli Zainal.

"Mereka menunjukkan surat kepada saya, dan memang soal PON. Saya akui ini legal. Tidak ada yang istimewa dalam penggeledahan ini," katanya. 

Penggeledahan ini tampaknya tidak terlalu menganggu aktivitas di fraksi. Beberapa kali anggota fraksi tampak keluar dan masuk ruang kerja mereka di lantai 12 tanpa terganggu. Misal, Nurul Arifin, Lili Asdjudiredja, Chairuman Harahap, Tetty Kadi Bawono, dan Endang Agustini Syarwan Hamid.

Kendati begitu Anggota F-PG DPR yang diduduk di Komisi III DPR yang membidangi Hukum dan HAM, Nudirman Munir tetap memprotes penggeledahan ruang kerja Setya Novanto dan Kahar Muzakir di DPR. Partai Golkar protes, penggeledahan ini dianggap mempermalukan wajah partai dan parlemen.

"Menurut saya di mana-mana di dunia, parlemen adalah rumah rakyat, terlindung dari hal-hal yang melecehkan. Itu sah-sah saja. Tapi nama baik parlemen harus tetep dijaga baik. Kalau kondisi berlanjut terus, sama aja dilecehkan," kata Nudirman.

Ketua DPP Golkar ini menilai tujuan penggeledahan penggeledahan KPK harus jelas tujuannya. "Kita mewanti-wanti jangan sampai kasus penggeledahan kantor mantan Ketua MA Bagir Manan terjadi lagi, masak ruangan MA digerebek, ujung benteng keadilan lho, harus diharga. Tapi Klau bukti awal kuat, sah-sah saja. Tolong dihargai, ini kan mempermalukan legislatif," tegasnya.

Editor : Surya