Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Usai Hujat RSUD dan DPRD Batam, Aliansi LSM Mesra dengan Fadillah
Oleh : Gokli
Jum'at | 08-03-2013 | 17:54 WIB
aliansi-lsm-ngamuk.jpg Honda-Batam
Kericuhan di depan ruang Komisi IV DPRD Batam.

BATAM, batamtoday - Aliansi LSM Batam yang hadir pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Program Anggaran 2013 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah di Komisi IV DPRD Batam mengamuk, Jumat (8/3/2013) sore. Aliansi LSM juga menuding pihak RSUD dokter busuk dan DPRD tukang korupsi.


"Kalian itu dokter busuk dan dewan koruptor," ujar Jeri Macan, Ketua LSM Laskar Merah Putih, sambil menunju-nunjuk pihak RSUD dan anggota Komisi IV di ruang pertemuan.

Karena kondisi yang semakin memanas, akhirnya RDP tersebut terpaksa ditunda dan dijadwalkan digelar kembali pada Senin (11/3/2013) depan. Peserta RDP dan pihak LSM langsung keluar dari ruang pertemuan dan menyerukan adanya dugaan korupsi dalam pengadaan Alkes di RSUD Batam.

Ironisnya, setelah Aliansi LSM itu mengamuk di dalam ruang pertemuan komisi IV dengan berbagai perkataan dugaan korupsi tersebut, tiba-tiba saja kondisi itu berubah 180 derajat saat berada di ruang lobi gedung DPRD Batam.

Sikap Aliansi LSM terhadap Direktur RSUD Embung Fatimah, dr Fadilla RD Malarangan, terlihat mesra. Tudingan dokter busuk seperti dilontarkan saat RDP juga tak terdengar diucapkan. Bahkan yang jadi sasaran pihak LSM itu adalah Riki Syolihin, Ketua Komisi IV DPRD Batam, yang sempat memimpin RDP.

"Riki Syolihin harus menjelaskan ini, kami bukan bodong. Siapa aja berhak mempertanyakan adanya dugaan korupsi Alkes itu," ujar Jeri.

Kisruh dalam RDP di ruang pertemuan Komisi IV DPRD Batam, akhirnya mengundang banyak pertanyaan. Dugaan kondisi itu sengaja diciptakan agar RDP gagal dilakukan juga mencuat.

"Lah, kok jadi gini. Di dalam seperti sudah mau memakan pihak RSUD, tetapi di luar kok jadi berkawan," ujar salah seorang staf DPRD yang terlihat heran melihat suasana mesra antara aliansi LSM dengan dr Fadilla RD Malarangan. 

Lebih ironisnya lagi, Fadillah tak mau membawa dugaan maupun tudigan korupsi pengadaan Alkes RSUD yang dipimpinnya itu ke rana hukum. Dia hanya mengatakan hal itu sudah menjadi resiko seorang pejabat publik.

"Saya kan direktur di RSUD, jadi semua yang terjadi di situ tanggung jawab saya. Itu sudah menjadi resiko," ujarnya.

Di tempat terpisah, Riki Syolihin yang dimintai tanggapannya terkait gagalnya RDP dan kisruhnya suasana pertemuan, tak mau berkomentar banyak. Dia juga menganggap kejadian tersebut biasa terjadi dan tak perlu diambil pusing.

Terkait dugaan kekisruhan yang ditimbulkan pihak LSM sebagai bentuk permainan supaya RDP gagal, Riki juga tak mau komentar, seakan kejadian yang ada di depan matanya sama sekali tak dilihatnya.

"Gak tahu, gak mau ambil pusing lah. Biasa kok seperti itu," sebutnya.

Hanya saja, dia memastikan pada RDP selanjutnya, hal itu akan diluruskan. Pasalnya, beberapa pihak akan diundang dalam RPD selanjutnya pada Senin depan, yakni RSUD Batam, LSM, dan pemenang tender proyek Alkes.

"Kalau ada yang ngomong langsung menuduh saya lakukan korupsi atau terlibat dalam korupsi proyek Alkes, akan saya tuntut. Kalau masih dugaan dan hanya isu yang beredar melalui SMS, gimana mau membuktikannya, lebih baik tak ditanggapi. RDP berikutnya akan diklarifikasi semua," tutupnya.

Editor: Dodo