Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

APBD Uang Rakyat, Bukan Warisan Nenek Moyang Anggota DPRD
Oleh : Gokli
Kamis | 07-03-2013 | 15:41 WIB
uba-ingan-sigalingging.gif Honda-Batam
Uba Ingan Sigalingging, ketua LSM Gebrak Batam. (Foto: Irwan/batamtoday)

"Studi banding ke luar negeri ini adalah sebuah pameran bagaimana para anggota DPRD merampok uang rakyat," Uba Ingan Sigalingging, Ketua LSM Gebrak Batam.


BATAM, batamtoday - Terkait plesiran yang dilakukan anggota DPRD Batam ke luar negeri baik Cina maupun Hongkong menggunakan APBD merupakan pengkhianatan terhadap rakyat. Sebab, APBD itu merupakan uang rakyat dari perolehan pajak, bukan uang warisan para anggota dewan yang dapat digunakan sesuka hatinya.

Uba Ingan Sigalingging, Ketua LSM Gerakan Bersama rakyat (Gebrak), mengatakan plesiran yang dilakukan anggota DPRD Batam ke Cina oleh komisi I, dan ke Hongkong komisi II sama sekali tidak ada urgensinya bagi Batam. Bahkan, hal ini hanyalah bentuk perampokan yang dilakukan secara diam-diam tak pernah ada mandat dari masyarakat.

"Baik studi banding maupun kunjungan kerja yang dilakukan anggota dewan tak pernah ada mandat dari masyarakat, dan tak pernah ada partisipasi publik mengenai apa yang hendak distudikan. Semua itu hanyalah perampokan yang dilakukan untuk memperkaya diri sendiri," ungkap Uba saat dimintai tanggapannya, Kamis (7/3/2013) siang.

Uba menambahkan, selama anggota dewan melakukan kunjungan kerja, maupun studi banding belum hasil yang dapat dilakukan mengubah kota Batam menjadi lebih baik. Bahkan, yang ada adalah pola-pola perampokan yang dilakukan secara diam-diam.

Menurutnya, seorang anggota dewan melakukan studi banding, karena sudah berbuat bagi rakyatnya. Perbuatan itulah yang seharusnya dapat dibandingkan dengan yang lain. Namun nyatanya belum ada perbuatan yang dilakukan para anggota dewan yang layak untuk dibandingkan.

Sama halnya dengan kunjungan kerja, kata Uba seharusnya bekerja dulu bagi rakyatnya baru melakukan kunjungan ke tempat lain. Belum pernah tampak di Batam perbuatan atau kerja dewan sesuai dengan fungsinya.

"Alangkah bodohnya masyarakat ini dibuat para anggota dewan membayar pajak yang dipergunakan untuk dia belajar. APBD itu untuk pembangunan, bukan untuk studi," kata dia.

Terkait plesiran anggota dewan mengenai pariwisata, kata Uba, perlu diperhatikan dalam hal infrastruktur. Batam, selaku nomor tiga kunjungan pariwisata di Indonesia ini, namun infrastukturnya masih seperti zaman pra kemerdekaan. Dimana infrastruktur tersebut sebagai penunjang untuk pariwisata, namun tak ada perjuangan anggota dewan untuk hal itu.

"Tak usah macem-macem deh, itu dulu yang ada di depan mata dibagusin. Boro-boro ke luar negeri, yang di depan mata saja masih parah," ujar Uba dengan kesalnya.

Editor: Dodo