Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Budidaya Laut Bisa Jadi Unggulan Anambas
Oleh : Emmi
Rabu | 27-02-2013 | 11:09 WIB
Mohamad-Abdi,-Governmnet-Specialist-DFW-Indonesia.jpg Honda-Batam
Mohamad Abdi, Governmnet Specialist Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia. 

ANAMBAS, batamtoday - Governmnet Specialist Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Mohamad Abdi, mengungkapkan, Indonesia sebagai negara maritim terbesar mesti memanfaatkan keunggulan sumberdaya kelautan melalui pengelolaan yang optimal dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan.


Salah satu pendekatan yang strategis, kata Abdi, adalah melalui pengembangan program budidaya laut yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Seperti diketahui, bahwa saat ini produksi perikanan nasional telah mencapai 6,96 juta ton pada tahun 2011 lalu dan ditargetkan meningkat menjadi 9,42 juta ton pada tahun 2012.

"Angka ini telah melebihi produksi perikanan tangkap yang hanya mencapai 5,41 ton pada tahun 2011 dan ditargetkan meningkat menjadi 5,81 ton pada 2012. Kecilnya target peningkatan produksi perikanan tangkap disebabkan kondisi perikanan kita yang semakin tertekan, gejala overfishing dan lemahnya daya saing armada perikanan nasional," ujar Abdi kepada batamtoday di Anambas, Rabu (27/2/2013).

Melihat kondisi ini, Governmnet Specialist DFW Indonesia ini menambahkan, Anambas sebagai daerah kepulauan memiliki peluang untuk berkontribusi secara lebih nyata dalam pengembangan budidaya laut. Luasnya perairan Anambas, dukungan kualitas perairan serta aktivitas budidaya masyarakat yang mulai berkembang, katanya, hendaknya dapat diarahkan dan dikelola menuju parktek perikanan budidaya yang berkelanjutan.

Menurutnya, sebagai langkah awal dalam hal pengembangan budidaya laut, Pemkab Anambas perlu menetapkan aspek tata ruang/zonasi laut dan pulau-pulau kecil untuk menentukan lokasi dan luasan areal kegiatan budidaya laut.

"Hal berikutnya adalah penentuan dan penetapan komoditas budidaya laut yang akan dikembangkan. Ikan jenis kerapu, sunu, kakap dan napoleon merupakan ikan ekonomis yang memiliki harga jual tinggi, kandungan gizi baik serta pasar yang luas sehingga perlu untuk dikembangkan secara masal," tuturnya.

Infrastruktur budidaya laut, seperti hatchery dan panti-panti pembenihan dalam skala rumah tangga juga merupakan hal yang urgen disediakan untuk memenuhi kebutuhan bibit budidaya. Mengingat kegiatan budidaya membutuhkan regulasi, permodalan serta dukungan teknologi, maka peran dan kerjasama pemerintah, universitas, swasta dan masyarakat perlu dibingkai sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan baik tanpa hambatan. 

"Pemerintah KKA mesti lebih serius dan sungguh-sungguh dalam mengembangkan budidaya laut untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, karena masyarakat tidak boleh dibiarkan sendirian berjuang dalam kegiatan budidaya, tetapi perlu diberikan perlindungan dan intensif yang cukup terutama dalam menghadapi keterbatasan infrastruktur, permodalan serta technology pembudidayaan," ungkapnya lagi.

Governmnet Specialist DFW Indonesia ini juga meminta Pemkab Anambas beranjak dari paradigm lama dalam pemberdayaan nelayan, dengan model intervensi yang minimalis dan tidak strategis selama ini.

"Kegiatan budidaya laut di Anambas hendaknya dapat dilakukan dalam skala yang lebih besar dan berorientasi ekspor. Hanya dengan cara demikian, maka kegiatan budidaya betul-betul dapat kelihatan dan berkontribusi bagi perekonomian daerah," ujarnya.

Editor: Dodo