Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anak Stalin Ternyata Desertir Perang
Oleh : dd
Senin | 18-02-2013 | 12:09 WIB
anak stalin.jpg Honda-Batam
Yakov Dzhugashvili, anak pemimpin Uni Soviet, Josef Stalin. (Foto: Wikipedia)

BERLIN, batamtoday - Sebuah arsip Uni Soviet membuka rahasia yang selama ini disimpan selama Perang Dunia II tentang keluarga diktator Josef Stalin. Yakov, salah satu anaknya, ternyata meninggalkan perang dan menyerahkan diri saat pasukan Nazi melakukan invasi ke negaranya tahun 1941.

Selama ini selalu disebut-sebut bahwa Yakov Dzhugashvili, putra sulung dari tiran Komunis itu, ditangkap, bukan secara sukarela menyerahkan diri.

Arsip yang kini disimpan di Departemen Pertahanan Rusia menunjukkan bahwa ia menyerahkan diri karena kekecewaan dengan pelaksanaan perang yang menyebabkan 1,3 juta orang Tentara Merah ditangkap, dibunuh, atau dinonaktifkan pada minggu-minggu pertama invasi Nazi pada bulan Juni 1941.

Majalah Spiegel Jerman yang berhasil mengakses data itu menuliskan kisah tentang anak Stalin, yang dikenal sebagai Yasha, itu dalam edisi terbaru mereka.

Stalin tidak mengakui Yakov sebagai anaknya pada tahun 1928, menyusul perselisihan tentang seorang gadis. Dalam arsip itu disebutkan, Stalin menulis surat kepada istrinya pada bulan April 1928, 'Bilang pada Yasha, kupikir dia berperilaku seperti preman dan pemeras, seseorang yang tidak lagi memiliki kesamaan apapun denganku dan aku tidak lagi ingin berhubungan dengannya. Biarkan dia hidup di mana pun dan dengan siapapun yang ia inginkan. J. Stalin.'

Yakov menjadi sukarelawan untuk tentara pada tahun 1937, menjadi letnan pada 1940 dan komandan di Resimen Howitzer 14 dari Divisi Tank ke-14 pada saat Hitler melepaskan tiga juta orang dalam Operasi Barbarossa pada 22 Juni 1941.

Pada 9 Juli pasukan Soviet dipukul mundur dari Vietbsk, sekarang Belarus, dimana Yakov bertugas. Seorang prajurit menyatakan mereka bertukar pakaian sipil dan berjalan meninggalkan wailayah itu. "Ketika sampai di tepi danau, Kamerad Dzhugashvili mengatakan yang lain untuk terus, tetapi ia ingin tinggal dan beristirahat," tulis dokumen itu.

"Episode itu menunjukkan bahwa Yakov telah membiarkan dirinya menjadi tawanan," tulis Spiegel. Stalin tampaknya setuju dengan pernyataan itu, dan inilah yang menjelaskan mengapa arsip itu disegel begitu lama.

Stalin tidak pernah mengatakan kepada rakyat Rusia bahwa anaknya ditangkap. Di matanya ini adalah pengkhianatan.

Yakov dibawa ke Berlin setelah perang itu. "Ketika mereka dikepung, terjadi kepanikan hebat, setiap orang tersebar di arah yang berbeda. Kami tidak punya peta sama sekali. Dalam unit kami, semuanya ceroboh dan kurang terorganisir. Divisi kami tidak siap untuk perang sama sekali," katanya.

Marsekal Georgy Zhukov menyatakan, Stalin tahu semua cerita soal Yakov dan apa yang dilakukannya selama perang itu. Ia mengingat dalam memoarnya percakapan dia dengan 'kepala' selama perang di mana Stalin mengatakan, "Yakov tidak akan melarikan diri penahanan. Para fasis akan menembaknya." Hal ini terbukti benar: pada bulan April 1943 ia ditembak ketika mencoba melarikan diri dari kamp konsentrasi Sachsenhausen di utara Berlin.

Sumber: Tempo.co