Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mencari Batu Bara yang Ramah Lingkungan
Oleh : dd
Jum'at | 08-02-2013 | 11:51 WIB
pltu-bongkar-batu-bara.jpg Honda-Batam
Aktivitas bongkar muat batu bara di PLTU Tanjung Kasam, Batam. (Foto: Ali/btd)

BATAM, batamtoday - Emisi gas rumah kaca dari pembakaran batu bara memicu perubahan iklim dan pemanasan global. Namun emisi dari batu bara ini bisa dikurangi melalui bantuan teknologi. Kabar gembira ini terungkap dari hasil penelitian Ohio State University (OSU) yang dirilis pekan ini.

Saat dibakar, batu bara menghasilkan emisi CO2 yang merupakan gas rumah kaca penyebab perubahan iklim dan pemanasan global. Pembakaran batu bara diperlukan untuk menciptakan reaksi kimia yang mengonsumsi oksigen dan menghasilkan panas.

Dalam hasil penelitian OSU, tim peneliti berhasil menggembangkan teknologi yang mampu menghasilkan energi (panas) tanpa memroduksi emisi. Teknologi ini sudah diuji coba di sistem reaktor batu bara yang didirikan untuk kepentingan penelitian di OSU.

Selama 203 jam berturut-turut, reaktor batu bara di Ohio State berhasil menghasilkan panas pada saat yang sama menangkap 99% CO2 yang dihasilkan dari reaksi tersebut. Teknologi itu kini siap untuk diuji dalam skala besar.

Teknologi bernama Coal-Direct Chemical Looping (CDCL) ini ditemukan oleh Liang-Shih Fan, profesor kimia dan teknik biomolekuler sekaligus direktur Laboratorium Penelitian Batu Bara Bersih (Clean Coal Research Laboratory) di OSU.

Fan berhasil mengembangkan metode yang mengeluarkan energi dari batu bara dan mencegah pelepasan CO2 ke atmosfer secara efektif. “Kami berhasil mengontrol reaksi kimia sehingga batu bara tidak terbakar — dan CO2 berhasil disimpan seluruhnya di dalam reaktor,” tuturnya.

Teknologi ini juga mampu memenuhi prasyarat energi bersih yang ditetapkan Departemen Energi Amerika Serikat (DOE) – yang turut mendanai penelitian ini bersama beberapa perusahaan. DOE mensyaratkan setiap teknologi energi bersih baru, tidak boleh menambah biaya listrik hingga lebih dari 35% dan mampu menangkap emisi CO2 lebih dari 90%.

Batu bara sampai kapan pun tetap menjadi produk yang tidak ramah lingkungan. Hanya dengan teknologi masyarakat bisa menggunakan energi ini tanpa menghasilkan emisi yang merusak bumi. Sampai di mana teknologi negeri ini?

Sumber: Hijauku.com