Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diduga Terimbas Pencemaran Udara, Katarina Idap Penyakit Paru-paru
Oleh : ali/dd
Selasa | 05-02-2013 | 14:42 WIB
katarina-paru-paru.jpg Honda-Batam
Katarina menunjukkan hasil rontgen dirinya yang mengidap penyakit paru-paru diduga dampak dari pencemaran udara di PLTU Tanjung Kasam. (Foto: Ali/btd).

BATAM, batamtoday - Katarina Beribin (22), salah satu warga Teluk Nipah RT 01/RW 02 menderita penyakit paru-paru. Diduga penyakit itu diidapnya sebagai dampak dari pencemaran udara di PLTU Tanjung Kasam.


"Kalau malam saya susah tidur, kalau tidak telungkup tidak bisa tidur karena susah bernafas," ujarnya dengan badan lesu kepada batamtoday, Selasa (5/2/2013).

Katarina diketahui juga merupakan karyawan yang bekerja di kantin kawasan PLTU Tanjung Kasam. Selama 1,5 tahun bekerja, baru satu bulan lalu merasakan penyakit tersebut.

"Dari perobatan yang saya jalani, saya dirujuk ke rumah sakit Elizabeth. Dokter menyarankan saya untuk dirawat di rumah sakit (opname-red) tapi saya tidak punya duit. Terpaksa saya pulang," ujarnya.

Permintaan pulang korban disetujui oleh dokter rumah sakit, namun dokter Ferdinan Sp.PD yang menanganinya meminta dirinya untuk melakukan check up pekan depan.

"Tanggal 1 Februari kemarin saya sudah mendapat hasil rontgen, karena saya minta pulang dokter menganjurkan satu minggu kedepan untuk check up kembali," katanya.

Katarina mengaku saat ini sedang istirahat dan bulan Maret mendatang kembali masuk kerja. Selain karena sakit, saat ini atasannya kembali ke China merayakan Imlek.

"Bulan tiga nanti Mr Asung dan Mr Apung pulang ke sini (PLTU-red) baru saya di suruh masuk lagi kerja," ujarnya kembali.

Untuk biaya perobatan, pengelola PLTU Tanjunjg Kasam yang diwakili pihak PLN Batam meminta Katarina untuk mengumpulkan bukti-bukti perobatan.

"Tadi di dalam, manajemen dari PLN Batam meminta saya mengumpulkan kuitansi-kuitansi perobatan menggunakan uang saya untuk diklaim ke perusahaan," kata dia.

Untuk diketahui, Katerin merupakan salah satu korban yang diduga  terkena danpak dari pembakaran aktifitas. Pembakaran PLTU Tanjung Kasam merupakan butiran debu yang mengandung Limbah B3, dari warga lainnya maupun karyawan sabkon yang bekerja di perusahaan Asing tersebut.

Dan selama terjangkit penyakit paru-paru, Katarina sudah pernah beberapa kali melaporkan ke pihak manajemen, namun tidak ada tanggapan.

Dia baru mendapat biaya perobatan setelah ratusan warga di wilayah Telaga Punggur melakukan aksi demo ke PLTU beberapa kali.