Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Pimpin Parlemen Antikorupsi Asia Tenggara
Oleh : ant/si
Sabtu | 02-02-2013 | 13:07 WIB

MANILA, batamtoday - Peserta sidang regional Parlemen Antikorupsi Asia Tenggara (Southeast Asian Parliamentarians Against Corruption/SEAPAC) menyepakati Indonesia sebagai memimpin organisasi tersebut hingga 2015.


Hal itu disampaikan Eva Kusuma Sundari, anggota Global Task Force Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) dari arena Konferensi Internasional Ke-5 GOPAC di Manila, Filipina, Sabtu (2/2/2013).

Menurut Eva, delegasi Indonesia mengajukan Pramono Anung Wibowo yang saat ini menjabat Ketua GOPAC Indonesia sebagai Ketua SEAPAC menggantikan posisi Senator Edgardo J Angara.

Eva menambahkan Wakil Ketua Parlemen Thailand Surachai Liengboonlertchan terpilih sebagai Wakil Ketua SEAPAC.

Dengan posisi baru ini, menurut Eva, Indonesia harus menyiapkan "plan of action" (rencana aksi) GOPAC nasional, serta program-program untuk SEAPAC.

"Untuk menyusun program-program di tingkat SEAPAC, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan SEAPAC yang harus diselenggarakan pada tahun ini," ujar Eva yang juga anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.

Dalam konferensi internasional yang berlangsung mulai 31 Januari hingga 2 Februari 2013 itu, Senator Edgardo J Anggara terpilih menjadi Ketua GOPAC menggantikan Naser Al Sane dari Kuwait.

Eva menambahkan berlangsung juga pergantian pimpinan organisasi regional GOPAC, yaitu African Forum, ARPAC (Region Arab), GOPAC Latina America ye el Caribe (Latin Amerika dan Karibia), SAPAC (Asia Selatan), dan GOPAC Members Non-Afiliated to Regional Chapters (tidak  terafiliasi pada organisasi regional).

Dalam sidang SEAPAC tersebut, hadir delegasi dari tujuh negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste.

"Artinya, tantangan SEAPAC 2013-2015 adalah memperluas keanggotaan di ASEAN melalui pembentukan GOPAC National Chapter di empat negara Asean lain, seperti Laos, Kamboja, Singapura, dan Brunei," pungkas Eva.