Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPR Pertanyakan Pembukaan Kantor Petral di Singapura
Oleh : ant/dtf/si
Sabtu | 26-01-2013 | 07:46 WIB

JAKARTA, batamtoday - Pembukaan kantor Pertamina Energy Trading Limeted (Petral), milik Pertamina di Singapura disesalkan oleh anggota Komisi XI DPR RI, Achsanul Qosasi.


Menurut Achsanul, Petral yang membuka kantor di Singapura merupakan kerugian bagi pemerintah Indonesia.

"Untuk apa Petral buka di Singapura? Pembukaan kantor Petral di Singapura hanya pemborosan. Selama ini dikontrol dari Indonesia, bisa dan tidak ada masalah," ungkap Achsanul di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta kemarin.

Ia menyebutkan, dengan membuka kantor di Singapura, otomatis pajak transaksi akan dinikmati oleh Singapura.

"Bayangkan saja, kebutuhan kita sekitar 200.000 barel perhari dan diimpor oleh Petral yang bertransaksi di Singapura. Berapa pajak yang diterima Singapura? Singapura bisa dapat tambahan pajak dari penerimaan transaksi." kata politisi Partai Demokrat itu.

Dirinya tak yakin, perusahaan minyak Malaysia, Petronas dan yang lainnya membuka kantor di Singapura.

"Jika untuk strategi bisnis kenapa Petral tidak membuka kantor di Batam. Setahu saya jarak kantor sudah tidak lagi menjadi penting, toh minyaknya tidak dikirim ke kantor Singapura, hanya transaksi dokumen pelabuhan. Jika memudahkan administrasi dokumen fisik, kenapa tidak di Batam. Petral itu bukan bank. Petral itu perusaahaan yang melayani kebutuhan defisit minyak NKRI," katanya.

Oleh karena itu, Komisi XI DPR RI, sedang menunggu hasil Audit BPK terhadap Petral yang tak kunjung selesai.

"Kami butuh penjelasan atas info-info negatif Petral yang beredar dari sejumlah masukan. Semoga info-info itu hanya rumor dan Petral menjalankan tugas negara ini dengan baik dan benar," demikian Achsanul.

Sedangkan Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir  mengatakan,  pembukaan kantor Petral di Singapura karena untuk strategi opersaional, bukan untuk melindungi permainan para minyak agar tidak terbongkar.

"Petral dibuka di Singapura karena masalah strategi operasional bisnis Pertamina saja," kata Ali. 

Dikatakan Ali, Singapura dipilih karena merupakan salah satu negara yang menjadi pusat perdagangan minyak di Asia Pasifik.

"Karena Singapura merupakan pusat perdagangan minyak di Asia Pasifik, dan tentunya suatu kelaziman kita buka di Singapura (Petral) untuk kepentingan trading arm di sana," jelas Ali.

Kata Ali, perlu diketahui Petral adalah trading arm di Pertamina. Petral adalah kepanjangan tangan Pertamina yang mengurusi impor minyak.

"Tetapi Petral tidak diberi kewenangan untuk memutuskan hal apapun, karena semuanya ada ditangan kantor pusat Pertamina (direksi Pertamina)," tegas Ali.

Bahkan dengan keberadaan Petral di Singapura, Pertamina mendapatkan keringanan dari pemerintah Singapura yakni berupa insentif pajak.

"Dengan Petral di Singapura, kita mendapatkan insentif pajak dari pemerintah Singapura, bahkan kita mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Singapura karena Petral dinilai sebagai perusahaan yang baik dan transparan," tambah Ali.

Ali mengibaratkan, Petral adalah seperti sebuah restoran terkenal dan besar yang membuka agen di sebuah pasar induk yang memasok bahan kebutuhan restoran mereka.

"Saya ibaratkan, kalau sebuah pasar induk di Jakarta, jualan sayur dan macam-macam, ada restoran ternama yang pasti akan membuka agen di pasar tersebut untuk memasok kebutuhan restoran tersebut. Jadi ini masalah operasional bisnis saja," cetus Ali.

Petral selama ini bertugas membeli minyak dari luar negeri untuk kebutuhan di Indonesia. Banyak pihak yang seringkali mencurigai adanya praktik kongkalikong dalam pengadaan impor minyak di Petral.