Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dipecat dan Direcall Muhamin

Gus Choi dan Lily Dapat Dukungan dari Para Sahabatnya di DPR
Oleh : Surya Irawan
Kamis | 17-03-2011 | 19:59 WIB

Jakarta, batamtoday  Keputusan DPP PKB  Muhaimin Iskandar me-recall dua anggotanya di DPR, Effendi Choirie (Gus Choi) dan Lily Wahid mendapat simpati dam empati dari para sahabatnya di DPR.

Mereka malahan meminta Muhaimin agar membantalkan recall tersebut, karena langkah itu akan menghancurkan PKB sendiri yang merupakan pesanan dari penguasa.

“Saya yakin ada intervensi penguasa dalam recall Gus Choi dan Lily Wahid itu. Karena keputusan itu turun tidak lama setelah keduanya kompak mendukung hak angket mafia pajak di paripurna DPR,” tandas Desmon Mahesa (F-Gerindra) bersama Bambang Soesatyo (F-PG),  Ahmad Yani (F-PPP),  Syarifuddin Suding (F-Hanura)  dan Trimedya Panjaitan (F-PDIP) di Jakarta,   Kamis 17 Maret 2011.

Trimedya tidak menyangka Gus Choi diperlakukan secara represif oleh Muhaimin, pasca dukungannya terhadap hak angket mafia pajak di DPR.

“Pasca angket kok, sekonyong-konyong dipecat dari DPR. Bahwa benar ada kewenangan parpol. Tapi, Muhaimin harus menghitung juga, dia memang dua kali jadi pimpinan DPR dan jadi menteri, nasibnya baik. Kenapa begitu represip pada sahabatnya sendiri. Ini menunjukkan ada tekanan dari penguasa?” ujarnya kecewa.

Menurut Trimedya, Gus Choi adalah mantan Ketua Fraksi dan kinerjanya bagus di DPR. Ketika Gus Dur dijatuhkan, Gus Choi adalah politisi PKB yang berada di garda depan.

“Tapi, Muhaimin begitu otoriternya, tidak menyangka hanya demi kepentingan jabatan, dia merecall saudaranya sendiri. Padahal, ini tidak baik bagi pembelajaran demokrasi. Saya juga  tidak melihat ada kesalahan akumulatif. Bahkan dia pernah memimpin komisi I DPR,” ungkap Trimedya lagi.

Oleh sebab itu Trimedya mendesak Muhaimin mencabut recall tersebut.

“Kita semua tidak bermaksud intervensi PKB, tapi hanya sebagai kawan untuk Gus Choi dan Lily dan wartawan pun juga merasa kehilangan,” katanya.

Desmon mengakui jika dirinya pernah digeser sebagai sekretaris fraksi Gerindra, ternyata atas permintaan penguasa gara-gara mengeluarkan pernyataan pemakdzulan.

“Jadi, saya yakin untuk Gus Choi dan Lily Wahid ini ada intervensi penguasa. Apalagi pimpinan parpolnya culun. Jadi, penguasa intervensi ke dalam PKB, sehingga PKB sendiri ketakutan terhadap vokalis-vokalis dewan. Ini penting agar ke depan tidak terjadi recall secara represif,” tutur Desmon.

Ahmad Yani juga yakin akan intervensi kekuasaan tersebut, karena ini dilakukan pasca angket mafia pajak. Menurutnya, sesungguhnya di UU MD3 itu tak bisa PAW. Namun yang terjadi ada intervensi penguasa dan ini berarti membunuh anggota dewan yang sedang menjalankan tugasnya.

“Tak boleh ada institusi apapun yang membunuh hak menyatakan pendapat dan sikap politik. Kalau itu terjadi, DPR hanya sebagai setempel seperti di era Orba,” tambah Yani.

Yang jelas karena kasus recall ini, sudah masuk pengadilan, maka DPR meminta KPU untuk menunda dan harus menunggu keputusan pengadilan. Itu harus dipatuhi karena ini adalah negara hukum. Pesan DPR disampaikan kepada KPU dan menegaskan bahwa bahwa perecallan Gus Choi dan Lily Wahid ini belum memenuhi persyaratan.

“Dan, saya berharap Gus Choi dan Lily tetap beraktifitas dengan lebih baik lagi. Sebab, kalau recall ini dilakukan terus, ke depan tak ada jaminan anggota dewan akan berbeda pendapat,” kata Sarifuddin Sudding.

Bambang Seosatyo menambahkan bahwa apa yang dilakukan Gus Choi dan Lily Wahid selama ini adalah untuk kepentingan rakyat, bukan individu dan kekuasaan. “Kita sangat menyesalkan sikap PKB, karena Lily pencetus tim 9 skandal century. Kami berharap Gus Choi dan Lily terus berjuang dan meminta KPU dan pengadilan terbuka, bahwa proses recall ini tidak memenuhi persyaratan. Semoaga perjuangan Gus Choi dan Lily saat ini menjadi presden baik dan bukan presiden bagi DPR,” harap Bambang.