Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kesepian Faktor Pemicu Penyakit Jantung
Oleh : dd
Selasa | 22-01-2013 | 16:25 WIB
serangan_jantung.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Kesepian seringkali menjadi kondisi yang tidak menyenangkan. Ternyata keadaan ini bisa membahayakan sistem kekebalan tubuh.

Studi baru yang disajikan pada pertemuan tahunan Society for Personality and Social Psychology mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengalami kesepian ternyata lebih rentan terhadap virus laten dibandingkan dengan orang-orang yang terhubung baik ke lingkungannya.

Orang yang kesepian juga lebih mungkin memproduksi senyawa inflamasi penyebab stress, satu faktor pemicu penyakit jantung dan gangguan kronis lainnya. "Dengan cara yang berbeda, sistem kekebalan tubuh akan terganggu," kata Lisa Jaremka, peneliti Institute for Behavioral Medicine Research di Ohio State University College of Medicine.

Jaremka dan tim tertarik dengan hubungan kekebalan tubuh terhadap kondisi kesepian karena perasaan sosial terputus tersebut bisa dikaitkan dengan kesehatan yang buruk dan penyakit kronis. Mereka merekrut 200 penderita kanker payudara dengan usia rata-rata 51 tahun. Selain itu 134 orang yang kelebihan berat badan di usia menengah dewasa tanpa masalah kesehatan utama.

Dalam studi pertama, para peneliti menganalisis darah dari penderita kanker payudara untuk antibodi melawan sitomegalovirus yaitu virus herpes. Ini adalah virus umum yang dapat tetap aktif dan tanpa gejala dalam tubuh. Bahkan ketika aktif, virus ini tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi atau protein pelindung yang membantu perburuan sistem kekebalan tubuh. Selain itu peserta juga mengisi kuisioner tentang kesepian dan hubungan sosialnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta yang kesepian menunjukkan semakin tinggi tingkat antibodi cytomegalovirus dalam darah. "Ini jelas menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh terganggu dalam berbagai cara," kata Jaremka.

Dalam studi kedua, para peneliti mengukur protein inflamasi yang disebut sitokinin pada 144 orang yang selamat dari kanker payudara dan sehat meskipun kelebihan berat badan di usia menengah dewasa. Para peserta memberikan sampel darah dan mengalami stress karena dalam tes tersebut mereka harus berpidato dadakan di depan panel yang terdiri atas orang-orang laboratorium berjas putih. "Tidak peduli apa yang mereka katakan, lelucon macam apapun, panel hanya menatap mereka saja," ujar Jaremka.

Para peneliti juga memicu sistem kekebalan tubuh peserta dengan senyawa tak berbahaya dari sel bakteri sebelum mengambil sampel darah kedua. Terlihat pada peserta yang kesepian memiliki tingkat sitokin interleuikin-6 yang tinggi setelah mengalami stress akibat pidato mendadak itu.

Para peneliti telah lama mengetahui bahwa stres kronis akan mengganggu kekebalan tubuh. Kesepian pada kenyataanya dapat bertindak sebagai sumber dari stres kronis ini.

Orang yang kesepian juga cenderung bereaksi lebih kuat terhadap peristiwa negatif dalam hidup mereka. Jika orang-orang kesepian mengalami stres dalam kesehariannya, maka ia akan mengalami stres kronis yang pada gilirannya dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.

Sebaliknya, orang-orang yang merasa dekat dengan teman dan keluarga dapat mengetahui kesehatan dirinya tak lain didapat dari dorongan akan hubungan tersebut. "Orang-orang yang merasa terhubung secara sosial mengalami hasil yang positif," ujar Jaremka.

Sumber : Tempo.