Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hasil Nielsen Retail Establishment Survey 2010

Jumlah Toko Di Indonesia Menyusut 1,3 Persen
Oleh : Sumantri
Rabu | 16-03-2011 | 15:46 WIB
toko.gif Honda-Batam

Merosot - Nielsen merelease pertumbuhan toko di Indonesia sepanjang 2010 merosot 1,3 persen

Batam, Batamtoday - Secara mengejutkan hasil survei Nielsen, sebuah institusi penyedia informasi pengukuran audience, produk dan layanan media bisnis terdepan di dunia itu menyatakan, jumlah toko di Indonesia sepanjang 2010 menyusut 1,3%, jika dibandingkan dengan jumlah toko yang ada pada tahun 2009, yang berjumlah sekitar 2,56 juta toko.

Sepanjang tahun 2010, jumlah toko dengan cakupan pasar tradisional dan modern di Indonesia, kecuali wilayah Maluku dan Papua, hanya mencapai 2,52 juta.

Menurut data Nielsen Retail Establish Survey yang diterima batamtoday pada Selasa, 15 Maret 2011, menyebutkan survei yang dikerjakan di medio akhir tahun 2010 di Indonesia oleh Nielsen Retail Establishment Survey pada lebih dari 250 ribu toko di 3.000 kelurahan menunjukkan bahwa 57% toko berada di pulau Jawa, sementara di Sumatera menguasai 22% jumlah retail dan sisanya sebanyak 21% tersebar di berbagai pulau lain seperti Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali.

Menurut Susilo Sulistiawan, ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) wilayah Kepri, indikator penyusutan jumlah toko menang tidak bisa menjadi tolok ukur terhadap perkembangan industri retail secara makro.

"Itu tidak bisa dijadikan dasar, bahwa penyusutan jumlah toko baik tradisional maupun modern mencerminkan penurunan atau kemerosotan perekonomian khusus sektor retail, lagi pula hasil survei tersebut belum tentu akurat, merekakan cuma memakai metode sample dan perkiraan, sama sekali tidak bisa dijadikan patokan, apalagi untuk pertumbuhan sektor retail yang memiliki dinamisme yang kompleks," papar pria yang akrab dipanggil Sulis ini.

Dia menyatakan, sebuah toko yang masuk ke dalam sektor retail memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyasar market yang variatif, sektor retail di Indonesia masih memiliki grafik pertumbuhan yang signifikan dan progresif.

"Salah satu sektor yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah retail dan jika benar terjadi penyusutan sebanyak yang di publish Nielsen, setidaknya ada pengaruh signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara nasional," tegas Sulis.

Ditambahkan Sulis, data Nielsen mengenai jumlah toko yang menyusut 1,3% itu harus dikaji lebih dalam, apakah dalam praktek pelaksanaan survei juga mempertimbangkan perhitungan Produk Nasional Bruto (PNB), karena secara khusus PNB menghitung pendapatan yang dihasilkan oleh suatu negara atas aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh warga negaranya baik di dalam maupun di luar negeri. Logikanya jika jumlah toko merosot 1,3%, maka hal itu juga akan mempengaruhi penetapan jumlah PNB.