BATAM, batamtoday - Hingga saat ini aliran listrik di Batam kerap terputus sehingga mengakibatkan sejumlah kawasan padam total. Menurut Humas PLN Batam Agus Subekti, terjadinya bayar pet dikarenakan insidental dan dalam waktu yang singkat karena ada gangguan penyulang.

'Kalaupun terjadi mati lampu hanya sebentar. Kita namai itu padam, karena kalau kekurangan daya kita sebut pemadaman atau black out. Ya, seperti pemadaman bergilir,'' katanya, Selasa (8/1/2013).

Selain itu, menurutnya, gangguan listrik sering terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya karena gangguan alam seperti petir dan hujan.

''Selain itu jaringan kita ada yang di atas dan ada juga underground. Seperti jaringan menengah yang 20 ribu volt, sangat sensitif,'' sebutnya.

Agus meyakinkan bahwa ketersediaan listrik di Batam masih jauh di atas beban puncak. Menurutnya, PLN Batam mampu memproduksi mencapai 400 Mega Watt (MW), sementara beban puncak di Batam hanya 280 MW.

''Kondisi semua pembangkit kita sekarang dalam keadaan bagus. Ada PLTD, PLTU dan PLTG. Masing-masing tersebar di Batam. Dari puluhan pembangkit, PLN Batam mampu memproduksi daya sampai 400 MW,'' terangnya.

Dari puluhan pembangkit yang ada di Batam, tambahnya saat ini membuat ketersediaan listrik di Batam jauh lebih aman.

Sedangkan beban puncak listrik di Batam menurutnya terjadi pada siang hari, karena mayoritas perusahaan di Batam beroperasi pada siang hari.

''Walaupun pemakaian siang hari tinggi, namun beban puncaknya baru sampai 280 MW, sehingga masih tersedia sisa daya hingga 120 MW,'' jelasnya.

Untuk pemakaian listrik di Batam, sambungnya, masih 75 persen untuk kebutuhan rumah tangga. Dari listrik rumah tangga itu, masih banyak yang tarifnya dibawah harga produksi.

''Meski listrik Batam tidak disubsidi pemerintah, namun kita menggunakan subsidi silang. Adanya perbedaan tarif itu untuk mensubsidi listrik yang dipakai rumah jenis kecil,'' sambungnya.