Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Krisis Figur Pemimpin di Bintan Menjadi Perhatian Serius PKS
Oleh : arj/dd
Sabtu | 05-01-2013 | 18:57 WIB
Sahat-Simanjuntak.jpg Honda-Batam
Tokoh masyarakat Bintan Utara, Sahat Simanjuntak.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Bintan terkesan minim regenerasi pemimpin ke depan. Hal tersebut terlihat dari belum munculnya figur pemimpin baru di Kabupaten Bintan hingga saat ini.


Krisis figur pemimpin di Bintan telah menjadi perhatian serius bagi salah satu tokoh masyarakat Bintan Utara, Sahat Simanjuntak. Sampai saat ini, katanya, calon pemimpin dari generasi muda di Bintan belum muncul.

Bahkan, tidak heran jika dari generasi ke generasi untuk di Bintan justru pemimpinnya juga sangat langka dari warga Bintan itu sendiri. "Itu menandakan sangat minimnya regenerasi pemimpin organisasi di daerah ini," ungkapnya kepada batamtoday, belum lama ini.

Sahat juga menyoroti kurang pedulinya masyarakat setempat membangun daerahnya sendiri. Menurutnya, hal itu terlihat jelas dar sebagian besar dari pegawai Pemkab Bintan yang justru masih tetap berdomisili di Kota Tanjungpinang sampai saat ini.

"Artinya, dari perputaran uang saja Bintan sangat minim bagian, karena mereka-mereka itu menghabiskan uangnya di Tanjungpinang. Padahal mereka bekerja dan dapat gaji dari Bintan," tuturnya.

Masyarakat memang menginginkan munculnya pemimpin baru di Bintan, tapi kenyataanya hingga saat ini harapan tersebut masih sulit terealisasi. Untuk sebuah perubahan memang sulit, tapi bukan tidak bisa. Bisa dibayangkan, untuk wilayah Bintan Utara, pejabat setingkat camat sepanjang sejarah belum pernah warga kelahiran Bintan Utara sendiri," imbuhnya.

Krisis figur pemimpin di Bintan, ternyata sudah menjadi sebuah catatan dan perhatian serius bagi pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bintan. Bahkan, Ketua DPD PKS Bintan, Selamet, menilai minimnya figur pemimpin muda di Bintan suatu hal yang memprihatinkan.

"Krisis figur pemimpin di Bintan sudah memprihatinkan, kepemimpinan di Bintan stagnan. Ini merupakan salah satu indikasi kegagalan partai melahirkan calon pemimpin. Sebagai lembaga pengkaderan dan menciptakan pemimpin, partai di Bintan gagal melahirkan calon pemimpin baru yang muda dan energik," ungkap Selamet kepada batamtoday, belum lama ini.

Dia menambahkan, organisasi politik atau partai merupakan sebuah jalan akan munculnya pemimpin baru. Sebagai wadah mengolah warga biasa menjadi pemimpin di daerahnya, baik menjadi kepala daerah, maupun menjadi anggota legislatif, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan lainnya. Bahkan menjadi ajang bagi masyarakat, untuk menjadi pemimpin-pemimpin informal di tengah masyarakat. 

"Partai adalah tempat memunculkan pemimpin baru. Karena pemimpin harus sudah terlatih, tangguh dan bekerja tanpa pamrih," katanya lagi.

Untuk memunculkan calon-calon pemimpin baru, kata Selamat, partai mestinya membentuk semacam regu tangguh, sebagai wadah training/pelatihan kepemimpinan untuk terjun ke masyarakat melakukan kegiatan nyata di tengah masyarakat, menjadikan warga yang kritis dan memberikan input di dalam setiap unsur kegiatan masyarakat.

"Calon pemimpin harus memperhatikan setiap nafas gerak masyarakat. Setiap kebijakan baru oleh pemerintah harus dikritisi. Begitu juga dengan tahapan pemilu, yang sudah dirasakan masyarakat mulai mengema," ujarnya.

Calon pemimpin, terang Selamat, mestilah orang-orang yang mempunyai ambisi untuk terjun ke masyarakat, melayani, mendengar, dan mencarikan solusi dari kesulitan masyarakat di sekitar kehidupannya. 

Apapun organisasinya, lanjutnya, calon pemimpin baru harus bisa menginventarisir persoalan sesuai dengan level jabatannya di struktur dalam organisasi. Sebab, seluruh pengurus baik di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa serta lingkungan, harus menguasai persoalan yang ada di sekitarnya.

"Selain memahami, juga harus bisa mencarikan solusi dari persoalan yang ada. Hal tersebut tentunya figur pemimpin yang sangat dirindukan dan bisa hadir di tengah masyarakat," tandasnya.