Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

9 Imigran Rohingya Kini Huni Rudenim Tanjungpinang
Oleh : chr/dd
Sabtu | 05-01-2013 | 07:22 WIB
rohingya-9.gif Honda-Batam
9 orang imigran Rohingya saat berada di Rudenim Tanjungpinang usai diserahkan Imigrasi Batam.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Sebanyak 9 imigran Rohingya asal Myanmar kini menghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjungpinang setelah diserahkan pihak Imigrasi Batam, Jumat (4/1/2013) kemarin.


Kesembilan imigran Rohingya itu adalah Muhammad Hossaini (22),Haabbizullah (22), Muhammad Haasowne (22), Abdul Rashid (17), Haasown (27), Shokotulah (21), Abdullaamiin (31),Aabdulhamit (29) dan Golmuhamod (24).

Kepala Rudenim Tanjungpinang Surya Pranata mengatakan, berdasarkan keputusan Kakanim Kelas I Khusus Batam Adang Hidayat terkait berita acara hasil pemeriksaan bidang Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi (Wasdakim), kesembilan warga etnis Rohingya ditetapkan sebagai detensi yang tidak menaati atau menghormati peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan dapat dikenakan tindakan keimigrasian.

Imigrasi Batam kemudian menyerahkan kesembilan detensi ke Rudenim Tanjungpinang untuk diproses selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia RI No.M.05IL.02.01 tahun 2006 serta Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi No.F-1002.PR.02.10 tahun 2006. Yakni, tentang cara pendetensian orang asing dan kesembilan warga negara Myanmar itu saat ini statusnya menjadi deteni (tahanan).

"Jadi mereka ini, merupakan imigran Rohingya yang mengalami kecelakan kapal di laut saat melarikan diri dari negaranya, akibat adanya konflik etnis. Namun saat di laut kapalnya bocor dan tengggelam," kata Surya sesuai dengan pengakuan kesembilan imigran tersebut pada salah seorang penerjemah, Lukman, yang merupakan warga Bangladesh.

Dalam percakapan dengan penerjemah itu, sembilan imigran Rohingya itu juga mengatakan, kalau mereka meninggalkan Myanmar pada (1/12/2012) dengan tujuan Australia tanpa visa atau dokumen imigrasi resmi.

Namun empat hari kemudian, kapal yang mereka tumpangi bocor dan terapung-apung hingga tiga hari di laut Andaman, dekat Kolombo dan Banglades, sebelum akhirnya tenggelam.

"Dalam kapal itu disebutkan ada 250 orang, namun dari jumlah tersebut hanya mereka, sembilan orang ini yang selamat, sedangkan 141 korban lainya hingga saat ini mereka tidak tahu entah kemana," kata Lukman.

Sementara itu, salah seorang imigran Rohingya, Aabdullaamiin, juga mengatakan, mereka nekat melarikan diri dari negaranya akibat berkecamuknya konflik etnis dan agama.

Awalnya ada dua negara yang menjadi tujuan mereka, yakni Malaysia atau Australia. Namun kapal yang ditumpangi mereka tenggelam.

"Dengan masuknya kesembilan orang etnis Rohingya dari Myanmar ini, saat ini di Rudenim Tanjungpinang terdapat 61 detensi etnis Rohingya ditambah 9 orang etnis Hindu juga warga negara Myanmar," kata Surya.

Untuk proses selanjutnya, tambah Surya, pihaknya akan berkoordinasi dengan UNHCR untuk proses selanjutnya.