Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Proyek Tepi Laut Tanjungpinang Persempit Alur Lintas Kapal
Oleh : ah/dd
Rabu | 02-01-2013 | 11:10 WIB

TANJUNGPINANG, batamtoday - Sejumlah nakhoda kapal ferry trayek lintas negara mengeluhkan proyek pembangunan taman di Tepi Laut Tanjungpinang yang mempersempit alur lintas kapal menuju Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura.

Salah seorang nahkoda ferry, sebut saja Wisnu, menilai proyek pembangunan taman yang menimbun laut tersebut sepertinya tidak dibarengi koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

"Para nahkoda, terutama nahkoda asing merasa kebingungan dengan proyek yang membuat alur lintasan kapal berubah," kata Wisnu, Rabu (2/1/2013).

Dia mencontohkan, pemasangan rambu laut berupa lampu tidak memperhatikan kondisi faktual geografis. Padahal, adanya rambu laut yang dipasang di daerah perairan Batu Hitam, para nahkoda harus sigap memperhatikan kedalaman laut dengan memperhatikan muatan kapal.

"Penimbunan yang dilakukan itu membuat laut semakin dangkal dan itu berbahaya bagi kapal ferry yang melintas," kata dia.

Kondisi tersebut diperparah dengan semakin banyaknya rumah panggung yang berdiri di sekitaran kawasan perairan Batu Hitam, dan rute jalan kapal dibingungkan dengan adanya penimbunan Tepi Laut Tanjungpinang.

Harapan Wisnu, pemerintah dapat juga memperhatikan nasib para operator kapal dan penumpangnya. Dalam membangun sebuah kawasan wisata, menurutnya haruslah memenuhi konsep dan tidak membahayakan kapal yang akan masuk ke Pelabuhan SBP Tanjungpinang.

"Kami mengakui bingung saat dua kali tiba di pelabuhan SBP Tanjungpinang, sebab lampu penanda dengan kondisi sekeliling , dalamnya lautan dirasa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga membuat kapten kapal mengambil jalur lain untuk lintasan kapal yang mau bersandar di Pelabuhan SBP," terangnya.