Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pembahasan APBD 2013, Belanja dan Pendapatan Defisit Rp 540 Miliar
Oleh : ron/dd
Kamis | 13-12-2012 | 17:00 WIB

BATAM, batamtoday - Wakil Ketua III DPRD Kota Batam, Aris Ardi Halim mengatakan bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) yang diusulkan oleh Pemko Batam memiliki selisih yang cukup besar (defisit) antara belanja daerah dengan pendapatan daerah mencapai Rp 540 miliar.

"Biaya belanja sebesar Rp 2,2 triliun, sedangkan pendapatan daerah hanya Rp1,6 triliun sehingga selisihnya sebesar Rp 540 miliar," kata Ardi kepada wartawan, Kamis (13/12/2012).

Untuk meyeimbangkan itu, maka hanya ada dua opsi yakni menaikkan pendapatan atau mengurangi belanja. Setelah dilakukan pembahasan lebih lanjut, maka untuk menaikkan pendapatan tidak bisa maksimal hanya bisa mencapai Rp 1,7 triliun, antara belanja dan pendapatan tetap devisit sebesar Rp 500 miliar.

"Beberapa hari dibahas, tidak bisa signifikan hanya Rp 1,7 triliun," ujarnya.

Sehingga jalan satu-satunya dengan cara memangkas belanja karena dalam RAPBD yang diajukan sebesar Rp 2,2 triliun tidak semua belanja penting. Akan dipangkas usulan-usulan Dinas PU dan Dinas Tata Kota sebesar Rp 260 miliar.

"Setelah dipangkas belanja PU dan Tata Kota, sisa defisit masih Rp240 Miliar," terangnya.

Untuk itu Pemko ditugaskan untuk melakukan rasionalisasi dengan cara memangkas perjalanan dinas dalam. Contohnya untuk melakukan semenisasi jalan tidak boleh lagi melakukan perjalanan dinas ke Jakarta.

"Selain perjalanan dinas, administrasi kegiatan yang diajukan 10-15 persen, dibatasi maksimal 5 persen, turun 2 persen dari anggaran tahun 2012," katanya.

Demikian juga akan dilakukan pemangkasan anggaran Sekretaris Dewan (Sekwan). Anggaran diajukan Sekwan DPRD Rp 69 miliar akan dipangkas menjadi Rp 60 miliar karena pada tahun 2012 anggaran Sekwan Rp 71 miliar serapannya hanya Rp 55 miliar saja.

"Anggaran Sekwan tahun 2012 Rp 71 miliar dengan serapan Rp 55 Miliar, silpanya Rp16 Miliar. Untuk tahun 2013 maksimal kita bisa anggarkan Rp 60 miliar," ungkap Aris.