Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tabrakan, Pemuda Seminggu Kritis di Rumah Sakit
Oleh : Hendra Zaimi
Sabtu | 12-03-2011 | 16:22 WIB
korban-laka2.gif Honda-Batam

Kritis - Sumono (42) Korban Laka Lantas yang masih koma di Rumah Sakit Budi Kemulian (RSBK) setelah hampir satu minggu menjalani perawatan. (Foto: Hendra Zaimi)

Batam, Batamtoday - Sumono (42) warga rumah liar (ruli) belakang pom bensin Batam Centre, masih dalam kondisi kritis dan tidak sadarkan diri di paviliun Tulip 206 Rumah Sakit Budi Kemulian (RSBK), Sabtu, 12 Maret 2011. Korban menjalani perawatan di rumah sakit tersebut sejak seminggu yang lalu.

Wito (41) teman korban mengatakan, kecelakaan yang terjadi pada korban terjadi di depan gedung Real Estate Indonesia (REI) Batam Centre, Minggu, 5 Maret 2011 lalu, sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu korban sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya setelah kembali dari bekerja.

"Akibat kecelakaan itu korban mengalami pendarahan di kepala dan remuk pada bagian telapak kaki kanannya dan belum sadarkan diri hingga kini," kata Wito kepada batamtoday, Sabtu, 12 Maret 2011 di RSBK.

Menurut Wito, Saat ini dirinya dan beberapa teman lain belum bisa membayar biaya rumah sakit atas pengobatan terhadap korban, karena setelah menjalani perawatan yang sudah hampir satu minggu biaya perawatan sudah semakin membengkak yang mencapai Rp11 juta.

"Pihak rumah sakit tetap melakukan perawatan dan tidak pernah menagih biaya perobatan kecuali kebutuhan obat bagi korban," lanjutnya.

Tim dokter RSBK menyarankan agar secepatnya menjalani operasi atas luka pendarahan di kepala korban, selain itu kaki kanan korban juga secepatnya harus di operasi karena sudah mulai membusuk. Namun karena korban tidak memiliki keluarga, pihak RSBK belum bisa melakukan kedua operasi itu.

Masalah biaya inilah yang membuat teman korban belum bisa memenuhi permintaan rumahsakit, saat ini teman-teman korban masih terus menggalang dana agar bisa membiayai pengobatan dan operasi sehingga korban bisa cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit.

"Kita masih cari dana buat biaya operasi dan kami juga mengharapkan bantuan dari donatur," lanjutnya.

Sampai saat ini, pihaknya sudah menghubungi beberapa paguyuban keluarga besar Jawa Timur yang ada di Batam, namun bantuan itu belum cukup dan berharap masih ada donatur yang bisa menolong sehingga operasi terhadap korban dapat segera dilaksanakan.