Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anggota Komisi IV DPR Desak Pembentukan Panja Holtikultura
Oleh : si/dd
Jum'at | 07-12-2012 | 15:52 WIB
hermanto-8.jpg Honda-Batam
Anggota Komisi IV DPR-RI, Hermanto

JAKARTA, batamtoday - Anggota Komisi IV DPR-RI Hermanto mendesak dibentuknya Paja Holtikultura, untuk mengeksplorasi lebih lanjut bagaimana kebijakan serta kondisi komoditi hortikultura Indonesia, serta melakukan validasi atas terjadinya ketidaksingkronan data antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.


Perlunya pembentukan Panja Holtikultura ini, didasari keprihatinannya dengan kondisi komoditi hortikultura impor yang hingga membanjiri pedesaan. Padahal, dengan sumberdaya alam negeri ini yang sangat kaya dan subur, tak harusnya mengimpor holtikultura.

"Dengan sumberdaya alam negeri kita yang sangat kaya dan subur, tak harusnya kita mengimpor holtikultura. Tetapi mestinya mampu memenuhi kebutuhan hortikultura dalam negeri. Bahkan, kalau tatakelola hortikultura ini bisa dijalanksn dengan baik, malah seharusnya kita dapat mengekspor komoditi hortikultura," ungkap Hermanto dalam rilisnya, Jumat (7/12/2012).

Menurutnya, hal itu sudah disampaikan salam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI dengan Dirjen Hortikultura dan Dirjen PPHP Kementerian Pertanian, Dirjen Kementerian Perdagangan dan Asosiasi Hortikultura pada Rabu (5/12/2012) lalu.

"Karena kalau kita ingin menyelesaikan permasalahan holtikultura ini secara tuntas dan terpadu, maka perlu didukung oleh akurasi dan validitas data yang kuat. Contoh sederhana adalah terkait keberadaan pelabuhan impor yang menurut Kementerian Pertanian hanya 5 pelabuhan, namun Kementerian Perdagangan menyebutkan ada 11 pelabuhan impor," ungkap Hermanto.

Sebagai gambaran, lanjutnya, data Dirjen PPHP menyebutkan bahwa neraca subsektor hortikultura periode tahun 2009-2011 mengalami defisit rat-rata USD 931,6 juta per tahun dan tahun 2011 sebesar USD 1,19 miliar, mengalami peningkatan 32,43 persen dibanding defisit
tahun 2010 sebesar USD 902,25 juta.

Kenaikan tahun 2011 lebih tinggi dari kenaikan defisit tahunan rata-rata periode 2009-2011 sebesar 30,87 persen. Sedangkan neraca subsektor hortikultura periode Januari-Agustus 2011 mengalami defisit USD 906,5 juta atau meningkat 1,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2011.

Legislator FPKS ini juga mendorong pemerintah untuk mempromosikan keunggulan komoditi hortikulura lokal. Karena jelas buah lokal ini bisa jauh lebih baik dari buah impor karena jarak tempuh pengirimannya yang tidak terlalu jauh sebagaimana buah impor.

"Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya agar kebijakan pembatasan impor didukung dengan peningkatan kapasitas pelaku usaha hortikultura lokal," tandasnya.