Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menjalin Kebersamaan Lewat Dialog Budaya Melayu
Oleh : si
Senin | 03-12-2012 | 11:23 WIB

JAKARTA, batamtoday - Tak Melayu Hilang di Bumi, begitu penggalan sumpah yang pernah diucapkan Hang Tuah, tokoh legendaris Melayu. Hingga kini sumpah tersebut tak pernah dilupakan oleh masyarakat melayu yang tersebar di semenanjung Asia Tenggara, seperti Riau, Kepulauan Riau, Malaysia, Singapura, Serawak, Brunei dan Kalimantan Barat.


Bahkan di Provinsi Riau, Sumpah Hang Tuah ini selalu dikumandangkan setiap perayaan hari jadi provinsi ini pada 9 Agustus. Bagi masyarakat setempat Sumpah hang Tuah itu menjadi pemacu semangat bahwa wujud kebudayaan melayu tak akan pernah punah dari bumi ini.  

Berangkat dari makna Sumpah Hang Tuah tersebut, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI akan menggelar Dialog Budaya Melayu di Pekanbaru, Riau, selama 3 hari yang dibuka hari ini, Senin (3/12/2012). 

Dalam siaran pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diterima pada Minggu (2/12/2012), selain dialog kebudayaan bertema "Revitalisasi Kearifan Budaya Melayu, Kini dan Masa Datang", acara yang diselenggarakan di Hotel Premier Pekanbaru dan Balai Adat Melayu Riau in juga digelar Culture Performance dan Pameran Kebudayaan Melayu. 

Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Dialog Budaya Melayu tersebut adalah: pertama, menumbuhkan rasa kebersamaan Melayu melalui kesamaan sejarah, budaya dan seni. Kedua, memberikan kesempatan berdialog kepada para sejarawan, budayawan, seniman dan masyarakat Melayu. Ketiga mengajak dan membangun kesadaran tokoh-tokoh masyarakat Melayu untuk saling membantu dan mengembangkan nilai-nilai Kearifan Budaya Melayu. Dan keempat, mendapat masukan tentang upaya menjaga dan meningkatkan kebersamaan Melayu. 

Sesuai dengan tujuan tersebut maka peserta dari acara yang diselenggarakan di Hotel Premier Pekanbaru dan Balai Adat Melayu, Riau ini, ialah para pelaku bidang kebudayaan, tokoh masyarakat, sejarawan, pecinta seni dan budaya, serta seniman. Selain itu, sasaran juga ditujukan kepada organisasi pemuda, pelajar dan mahasiswa, organisasi masyarakat dan pers.

Sedangkan hasil yang diharapkan dari acara tersebut adalah memperoleh masukan untuk menjaga dan meningkatkan rasa kebersamaan dalam tingkat Budaya Melayu. "Diharapkan dari acara ini akan menjadi jembatan terlaksananya Dialog Budaya Melayu dan kegiatan pendukung lainnya yang berskala internasional," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nuryanti. 

Untuk itu dalam seminar kebudayaan akan tampil tiga nara sumber utama asal Indonesia yakni Tengku Nasaruddin Said Effendy (Seniman dan Budayawan) Taufik Abdullah (Sejarawan) dan Sangkot Marzuki Batubara (Ilmuwan). Selain itu, juga akan hadir narasumber internasional dari Malaysia, Brunei,  Thailand dan rencananya juga dari Singapura dan Filipina.

Kegiatan Dialog Budaya Melayu yang akan diikuti oleh 300 orang peserta dari seluruh Indonesia ini terlaksana atas kerjasama Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Riau dan Lembaga Adat Melayu Riau.