Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Patrilias Akui Ada Jaringan Narkoba di Lapas
Oleh : Surya/Tunggul Naibaho
Kamis | 10-03-2011 | 13:18 WIB

Jakarta, Batamtoday - Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengakui kalau jaringan narkoba Internasional ada di Lapas Nusakambangan, dan di lapas-lapas lain di Indonesia. 

Hal itu dikatakanya menanggapi penangkapan Kalapas Nusakambangan Marwan Adli oleh petugas BNN Selasa 8 Maret 2011. Selain Marwan, juga ditangkap dua petugas pejabat struktural lainya di Lapas Nusakambangan. 

Sedangkan Napi warga binaan Marwan yang menjadi pengedar narkoba, hartono juga telah ditahan aparat Badan Narkotika Nasional (BNN) yang bekerjsama dengan Polres Cilacap.

Patrialis dalam wawancaranya dengan sejumlah wartawan di kantornya di jalan Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 9 Maret 2011, sekitar pukul 14.00 WIB, juga menyatakan segera akan menyiapkan Kalapas Plt, jika memang Marwan terbukti terlibat.

Berikit petikan wawancara antara Patrialis dengan sejumlah wartawan, termasuk batamtoday.

Patrialis  : Ya, yang namanya narkoba itu di negara ini beredar secara terus menerus dan dimana mana, di Nusakambangan itu yang beredar bukan narkoba tapi ada indikasi jaringan orang-orang yang di dalam ikut bermain, jadi informasi yang saya peroleh jaringan ini memang dimana-mana ada. 

Wartawan  : Jadi BNN akan membawa Kalapas Nusakmabangan ke Jakarta?

Patrialis : Prinsipnya kami tidak keberatan sejauh mereka punya data awal. Namun kawan-kawan memang meminta jangan dibawa dulu sambil kami siapkan pengganti. Sebab, pada waktu tanpa ada kordinasi dengan Kakanwil saya khawatir siapa nanti yang akan bertanggungjawab di lapas. jadi saya sudah dapat laporan, prinsipnya Kemenkumham tidak keberatan. Semua orang termasuk petugas kami yang memiliki indikasi untuk itu, silakan. Kami juga akan melakuka pengecekan nanti sore, inspektorat kami Sam L. Tobing akan lakukan pengecekan apakah betul ada aliran dana seperti yang disampaikan itu. Aliran dana itu nanti kita akan kerjasama dengan PPTAK. Memang kami dengan BNN sudah punya satu kesamaan visi dimana kami semua sepakat untuk memberantas narkoba. Dan beberapa kali kami sudah bekerja sama dengan BNN jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Wartawan : Apakah benar napi yang kemarin itu sering berkomunikasi dengan napi warga nepal yang memiliki jaringan internasional?? info yang bapak dpt seperti apa?

Patrialis   : Inspektorat sudah turun ke sana hari ini, yang saya peroleh info kemungkinan mereka untuk berkomunikasi ada, persoalnnya sekarang dimana dia dapat alat-lat komunikasi sementara jangankan alat komunikasi, tempatnya pun di jamin gak bisa komunikasi kecuali sarana umum yang sudah disediakan. Mereka ini mungkin lebih canggih lagi bisa membawa alat-alat teknologi yang lebih canggih ke dalam tanpa kita ketahui bisa saja tidak tertutup kemungkinan. jadi kita akan tetap tegas dalam hal ini.

Wartawan   : Selain Nusakambangan, lapas mana lagi yang rawan?

Patrialias    : Dimana-mana di indonesia ini. 

Wartawan   : Ini ketiga kalinya di Nusakambangan, apa yang akan dilakukan ke depan?

Patrialis     : Kita sudah maksimal, kita intens, Kakanwil itu sudah dibriefing tapi ya namanya manusia 45 ribu orang yang dikendalikan karyawannya pasti ada yang bermasalah. jadi satu persatu kita gak bisa beri jaminan bahwa semua akan berkelakuan baik. 

Wartawan   : Soal plt?

Patrialis     : Kalau soal pelaksana tugas, sudah pasti, selama yang bersangkutan diperiksa tentu tidak boleh lagi. tapi tentu lapasnya harus aman siapa yang bertanggung jawab disana tentu harus ada petugasnya, kalau nanti ada keributan bakar membakar, siapa yang bertanggung jawab kalo gak ada kalapas.

wartawan    : Kapan?

Patrialis     : Hari ini langsung gak pake lama-lama. 

Wartawan  : Dicopot?

Patrialis     : Kita tunggu pemeriksaan dulu.

Wartawan   : Langkah konrit soal alat komunikasi canggih masuk ke dalam LP?

Patrialis    : Info yang saya peroleh bukan peredaran tapi jaringan. 

Wartawan   : Napi yang terlibat apakah akan dipindahkan untuk memecah jaringan?

Patrialis     : Ya kita carikan tempat yang lain mudah-mudahan bisa berubah, padahal di situ sudah sms alias super maximum security, apalagi di atas sms.

Wartawan   : Akan evaluasi?

Patrialis     : Wajib hukumnya kita evaluasi, abai sedikitpun gak boleh. Kemenkumham karyawannya 45 ribu orang dari itu kelakuannya beda-beda. Saya sudah minta ke PNS gimana lapas-lapas narkoba ditaroh anjing pelacak tapi kita kan gak punya. Tes urin sudah jalan terus tapi gak ada, makanya kita kaget, alamnya berubah-ubah terus.

Wartawan   : Pastikan besok dibawa ke jakarta (tersangka Kalapas Marwan Adli, red)?

Patrialis      : Tergantung BNN, kalo kami langsung ada penggantinya, siapa penggantinya tunggu dulu.

Wartawan   : Reshuffle?

Patrialis     : Tunjuk tangan siapa yang mau gantiin? Ada yang ganti-in gak? Gak akan komentar begitu lah, wartawan politik terus-lah, jawab saja sendiri.