Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jefri Gideon Terpilih Jadi Koordinator Sawit Watch
Oleh : si/dd
Sabtu | 24-11-2012 | 12:32 WIB

PALANGKARAYA, batamtoday - Kongres Perkumpulan Sawit Watch yang dilaksanakan di Hotel Aquarius, Palangkaraya, sejak tanggal 17-21 November 2012 diakhiri dengan pemilihan koordinator. Dari sekitar 142 aktivis anggota perkumpulan, hanya 71 anggota yang hadir dan memiliki hak suara.


Dua aktivis dari internal Sawit Watch, Norman Jiwan dan Jefri Gideon Saragih, menjadi kandidat yang bersaing menjadi koordinator.

"Referensi kandidat, Norman Jiwan adalah kepala departemen mitigasi Badan Pengurus Sawit Watch, yang selama ini menggeluti isu-isu internasional dan menjadi Eksekutif Board Roundtable on Sustainable Palm Oil. Sementara Jefri Gideon Saragih adalah kepala departemen kampanye dan pendidikan publik Badan Pengurus Sawit Watch," papar Eep Saipul, Ketua Panitia Kongres, dalam rilisnya, Sabti (24/11/2012). 

Pemilihan yang dimulai pukul 10.30 WIB, Rabu (21/11/2012), itu berlangsung santai dan bersahabat. Dan hasilinya, Jefri dipilih sebanyak 55 suara, Norman Jiwan sebanyak 13 suara dan 2 suara tidak sah.   

Arie Rompas, Direktur Walhi Kalimantan Tengah yang juga anggota individu perkumpulan Sawit Watch, mengapresiasi terpilihnya Jefri Gideon Saragih sebagai Koordinator Sawit Watch.

Arie juga menekankan, agar Sawit Watch di bawah kepemimpinan Jefri Gideon lebih kuat dan mempercepat konsolidasi rakyat di perkebunan sawit, seperti buruh, masyarakat adat dan petani kelapa sawit sebagai masyarakat terkena dampak dari sistem perkebunan skala besar untuk mewujudkan keadilan ekologi dan sosial di perkebunan sawit. 

Jefri Gideon selaku Koordinator terpilih dalam sambutannya mengungkapkan, kepemimpinannya akan memperkuat aktivis perkumpulan yang tersebar di beberapa sentral-sentral perkebunan
besar.

Jefri juga berjanji untuk mengembangkan Sawit Watch lebih bersahabat, jujur serta memperbaiki kelemahan dalam aktivitas organisasi selama ini, hingga mengembangkan organisasi lebih kritis dengan seluruh pihak untuk menyelesaikan persoalan rakyat terkena dampak perkebunan.